Polisi Selidiki Bos AirAsia Tony Fernandes Atas Dugaan Suap

30 Mei 2018 11:52 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pesawat AirAsia X Airbus A340 (Foto: REUTERS/Charles Platiau)
zoom-in-whitePerbesar
Pesawat AirAsia X Airbus A340 (Foto: REUTERS/Charles Platiau)
ADVERTISEMENT
Kepolisian India menyatakan tengah menyelidiki CEO AirAsia Group Bhd, Tony Fernandes, beserta entitas bisnis domestiknya di India yakni AirAsia India. Kasus yang diselidiki adalah dugaan suap, terkait penerbitan izin terbang.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Reuters, Biro Investigasi Pusat (CBI) menuduh perusahaan penerbangan itu, beberapa karyawannya, dan pihak ketiga, melanggar peraturan investasi asing di India, terkait usahanya mendapatkan izin terbang. Mereka dituduh menyuap pejabat pemerintah, dalam upaya mendapatkan keringanan agar AirAsia India dapat menerbangi rute internasional.
AirAsia India dalam sebuah pernyataan yang disampaikan Selasa (29/5), membantah tuduhan tersebut. Mereka juga menyatakan siap bekerja sama dengan aparat hukum dan semua regulator penerbangan, untuk menyajikan fakta yang sesungguhnya.
Menanggapi permintaan konfirmasi dari Reuters, AirAsia Group Bhd merujuk ke AirAsia India. Sementara Tony Fernandes tak menanggapi permintaan untuk berkomentar.
Penyelidikan ini menjadi pukulan bagi maskapai berbiaya hemat, yang telah merencanakan untuk menambah armadanya di India. Pengembangan bisnis dilakukan karena India merupakan salah satu pasar penerbangan yang tumbuh paling cepat di dunia.
ADVERTISEMENT
Dalam laporannya, CBI mengungkapkan AirAsia India, Tony Fernandes, dan sejumlah pihak lain telah melanggar aturan dan kebijakan sektor penerbangan India. Mereka melobi pejabat pemerintah untuk mendapatkan persetujuan operasi dan penerbangan, melalui cara yang tidak transparan.
Tony Fernandes, CEO AirAsia Group (Foto: Utomo Priyambodo/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Tony Fernandes, CEO AirAsia Group (Foto: Utomo Priyambodo/kumparan)
AirAsia membuka entitas bisnis lokal di India pada 2014, melalui kerja sama dengan mitra lokalnya yakni Tata Sons. Aturan penerbangan yang berlaku saat itu, mengharuskan AirAsia India untuk beroperasi di pasar domestik selama 5 tahun dan memiliki minimal 20 pesawat, sebelum diizinkan untuk menerbangi rute internasional.
Namun dari penyelidikan CBI diketahui, Fernandes ingin maskapai India itu untuk dapat terbang secara internasional sejak hari pertama.
Dalam kasus ini, CBI menyebut ada 5 orang yang terlibat, selain itu ada juga sebuah perusahaan yang berbasis di Singapura, dan pejabat pemerintah yang belum diungkap identitasnya. Aparat sedang menyelidik kantor AirAsia, termasuk di Delhi dan Mumbai, untuk mengumpulkan barang bukti.
ADVERTISEMENT