Potensi Energi Belum Pasti, Bank Ogah Danai EBT yang Masih Eksplorasi

22 Mei 2018 9:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Potensi energi panas bumi di Dieng (Foto: ANTARA FOTO/Anis Efizudin)
zoom-in-whitePerbesar
Potensi energi panas bumi di Dieng (Foto: ANTARA FOTO/Anis Efizudin)
ADVERTISEMENT
Kementerian ESDM mencatat sepanjang tahun lalu terdapat 70 penandatanganan Power Purchase Agreement atau PPA listrik Energi Baru Terbarukan (EBT) antara PT PLN (Persero) dengan Independent Power Producer (IPP). Total kapasitas 70 pembangkit listrik EBT tersebut mencapai 1.214,16 MegaWatt (MW).
ADVERTISEMENT
Namun, 46 dari 70 proyek pembangkit listrik energi terbarukan yang sudah teken kontrak itu terancam batal karena belum financial close alias mendapat pendanaan dari bank. Hanya 24 pembangkit listrik saja yang sudah masuk tahap konstruksi, 3 di antaranya beroperasi secara komersial (Commercial Operation Date/COD).
Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk, Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, yang terjadi dalam masalah antara IPP dan perbankan adalah bank tidak bisa memberikan pinjaman pada saat masih eksplorasi. Sebab, risiko gagal dan berhasil menemukan cadangan sumber energi terbarukannya masih 50:50.
“Kalalu sektor energi terbarukan cuma 1 isunya. Bukan isu pembiayaan, tapi isu eksplorasi. Karena saat eksplorasi enggak bisa jamin kan?! Risikonya bisa dapat, bisa enggak. Kalau seperti itu, bank memang enggak bisa (kasih kredit),” kata Kartika kepada kumparan, Selasa (22/5).
ADVERTISEMENT
Menurut pria yang biasa disapa Tiko ini, seandainya IPP itu sudah menemukan cadangan sumber EBT, Bank Mandiri siap saja untuk memberikan pinjaman. Dia mengatakann perlu ada terobosan dari segi ekuitas di proyek tersebut.
“Untuk geothermal (panas bumi) kalau ngebor itu harus ekuitas. Bank kan enggak mungkin biayai kegiatan yang 50:50 antara berhasil dan enggak. Seandainya geothermal udah siap, sudah terbukti ada uapnya dan projeknya untuk bangun, apalagi dengan harga PPA sekarang cukup bagus, kami siap biayai,” ujarnya.
Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB)  (Foto: Nurlaela/ Kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) (Foto: Nurlaela/ Kumparan)
Saat ini, kata dia, sudah banyak proyek EBT yang didanai Bank Mandiri. Namun dia mengaku tidak ingat persis berapa banyak PPA dan berapa besar nominalnya yang sudah dibiayai bank milik BUMN tersebut.
Menurut Tiko, Proyek energi terbarukan yang paling banyak dibiayai Bank Mandiri berasal dari IPP yang memproduksi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) atau geothermal.
ADVERTISEMENT
Selain itu juga ada IPP yang produksi pembangkit mini hidro. Tapi, pinjaman untuk PLTU masih tetap dominan karena menjadi bahan baku untuk produksi listrik nasional saat ini.
“Saya enggak hafal nominalnya. Kalau infrastrukur kita total hampir limit pinjamannya Rp 230 triliun. Yang sudah digelontorkan sekitar Rp 120 triliun. Mungkin yang untuk IPP 20%-lah ada di sektor energi yang masuk ke pinjaman infrastruktur,” katanya.