Potensi Fintech Optimalkan 59,6 Juta UMKM untuk Dongkrak Ekonomi

13 September 2018 19:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Fintech. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Fintech. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Finansial technology (Fintech) bukan hanya sebagai tuntutan kemajuan zaman. Namun, keberadaannya kini bisa menjadi peluang besar yang tengah dibidik pemerintah guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Direktur Eksekutif Pusat Program Transformasi Bank Indonesia (PPTBI), Onny Widjanarko, mengatakan fintech bisa mengisi financing and productivity gap yang menuntut pertumbuhan 6 persen dengan besaran kredit 16 persen. Padahal jika mengandalkan sektor konvensional, kredit baru bisa mencapai sekitar 13,5 persen.
"Untuk menutupi kekurangannya, digital ekonomi adalah salah satu solusinya. Makanya kredit-kredit non konvensional harus digerakan. Nasabah-nasabah underserved yang sulit dilayani bank, kalo kita bisa gerakan unconventional lending bisa menutupi 2.5 persen," kata Onny.
Dalam upaya itu, Onny menuturkan pemerintah akan mengoptimalkan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang jumlahnya sudah mencapai 59,6 juta. Dari total tersebut, UMKM menengah ada 0.10 persen, UMKM kecil 1.15 persen dan mikro 98.74 persen.
ADVERTISEMENT
"Itu bisa tumbuh lebih besar kalau dikasih kredit. Mikro bank mungkin belum berani kasih kredit karena mereka enggak punya rekening tabungan dan lain-lain. Dan yg berani ngasih adalah Fintech. Kami akan kerja sama dengan OJK yang memiliki arah yang sama mengembangkan digital lending," imbuhnya.
Selain itu, Onny menyebut pemanfaatan digital ekonomi juga akan didorong untuk bidang pariwisata yang kini juga masih terkendala dengan sistem pembayaran yang terintegrasi. Onny mencontohkan, jika turis yang datang di Indonesia disayangkan membayar kembali ke luar negeri.
"Kami harus sediakan seperti uang elektronik, ATM, dan money changer supaya turis yang datang bisa spending money di Indonesia. Di Bali ada merchant asing melayani turis-turis dari negaranya. Transaksi di bali tapi dananya lari ke luar semua. Makanya harus ada digital untuk melayani transaksi cross border," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Onny berharap, dengan digital ekonomi Indonesia maka akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi tentunya dengan juga tetap mewaspadai segala risiko yang mungkin terjadi.
"Tumbuh mendekati 15-16 persen dan tentu stabilisasi digital ekonomi karena kami memperhatikan ada ancaman-ancaman," pungkasnya.