Potensi Industri Halal Dunia Capai USD 3,1 M, Peluang Emas Bagi RI

3 Oktober 2018 15:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pembukaan Indonesia Halal Life Style 2018 di JCC Jakarta, Rabu (3/10/2018). (Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pembukaan Indonesia Halal Life Style 2018 di JCC Jakarta, Rabu (3/10/2018). (Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Data Global Islamic Economic Report menunjukkan potensi industri halal lifestyle secara global tercatat mencapai USD 2 miliar pada 2016 dan diproyeksikan akan bertambah menjadi USD 3.1 miliar pada 2022. Ini menjadi peluang bagi Indonesia yang pada 2017-2018 berada pada urutan 11 dalam industri halal.
ADVERTISEMENT
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro, mengatakan pertumbuhan populasi umat Islam di dunia yang meningkat menjadikan peluang Indonesia mengembangkan halal lifestyle.
“Mengingat tumbuhnya umat muslim dunia menjadi pasar yang menjanjikan, nah itu mendukung industri hulu ke hilir untuk ekonomi berkelanjutan,“ kata Bambang dalam sambutan pembukaan Indonesia Halal Lifestyle Expo di JCC Jakarta, Rabu (3/10).
Bambang menyebut, industri halal lifestyle yang bisa dikembangkan di Indonesia meliputi banyak sektor seperti kuliner, fashion, pariwisata hingga keuangan. Lebih lanjut, Bambang menjelaskan jika sektor pariwisata yang utamanya perlu didorong karena bisa memberikan efek multiplier bagi sektor lainnya.
“Pertumbuhan industri ini harus fokus ke pariwisata, ini bisa layani berbagai macam konsumen atau wisata halal, busana dan makanan ini mampu menciptakan lapangan kerja dan kesejahteraan,” imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Bambang menerangkan, salah satu langkah penting pemerintah untuk mendukung geliat hlal lifestyle di Indonesia ialah dengan adanya forum yang mendorong kreativitas seperti Indonesia Halal Lifestyle Expo yang diselenggarakan pada 3 hingga 5 Oktober 2018.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Indonesia Halal Lifestyle Center (IHLC) Sapta Nirwandar mengatakan konferensi dan forum ini dapat memperkenalkan industri syariah atau halal lifestyle Indonesia ke negara luar.
"Supaya kita tidak hanya menjadi pasar bagi industri global, kita juga punya potensi untuk berkembang di pasar global," kata Sapta.
Sapta mengungkapkan, kegiatan tersebut bertujuan agar Indonesia dapat dikenal sebagai produsen halal potensial di dunia, bukan hanya sekadar menjadi pasar produk halal.
“Masuknya Indonesia dalam kalender internasional merupakan kesempatan baik menunjukkan pada dunia bahwa perekonomian Indonesia semakin membaik dan kondusif untuk berinvestasi khususnya dalam industri halal,” katanya.
Podjok Halal (Foto: Resya Firmansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Podjok Halal (Foto: Resya Firmansyah/kumparan)
Selain itu, konferensi ini juga merupakan bagian dari rangkaian kegiatan International Monetary Fund World Bank Meeting, Road to Indonesia Shari’a Economic Festival (ISEF) 2018.
ADVERTISEMENT
“Indonesia memiliki kapasitas domestik yang sangat memadai untuk dapat menguasai pasar domestik dan mampu berkontribusi secara nyata dalam perekonomian syariah global,” ujar Sapta.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo pun mengamini hal itu. Ia berpendapat Indonesia bisa meningkatkan kapasitas ekonomi syariah untuk menangkap peluang ke depan.
“Kita bisa tingkatkan dari keuangan syariah ekonomi indonesia. Ini adalah event ekonomi dan keuangan syariah level global,” kata Perry.
Selain itu, menurut Perry program kolaborasi itu bakal menjadi program lanjutan yang akan dibahas dalam pertemuan IMF-World Bank di Nusa Dua Bali pada pekan depan.
“Kami promosikan literasi edukasi dan kurikulum dan tentang gaya hidup halal,” pungkasnya.