news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Prediksi Puncak Mudik Natal dan Tahun Baru: 23 dan 28 Desember

10 Desember 2018 13:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memberikan sambutan pada acara Simposium Internasional Lingkungan Kelautan. (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memberikan sambutan pada acara Simposium Internasional Lingkungan Kelautan. (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memprediksi puncak arus mudik Natal dan Tahun Baru (Nataru) terjadi pada 23 dan 28 Desember 2018. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan arus mudik Nataru akan terjadi dari Jakarta ke arah timur atau Surabaya.
ADVERTISEMENT
“Puncak arus mudik itu nanti di 23 dan 28 (Desember),” ungkap Budi pada Seminar APINDO “The Future Digital Transformation, Government & Private Partnership" di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Senin (10/12).
Dibandingkan tahun lalu, jumlah pemudik tahun ini bakal meningkat 5-7 persen. Dari sisi moda transportasi, Budi mengakui masyarakat masih memilih transportasi darat dan udara untuk mudik. Untuk itu pihaknya bakal melakukan sejumlah persiapan khususnya di dua moda transportasi tersebut.
Pada transportasi udara, Budi mengatakan pihaknya bakal melakukan intensifikasi fungsi penerbangan, seperti memberi ruang yang lebih maupun menambah waktu operasi pada bandara tertentu. Hal tersebut dilakukan agar rotasi penerbangan bisa lebih maksimal. Selain itu, Budi juga berkomitmen untuk lebih meningkatkan faktor keamanan pesawat.
ADVERTISEMENT
“Tapi yang penting itu safety, di mana kami tambahi secara intensif bagi pesawat,” ujarnya.
Sedangkan dari sisi transportasi darat, Budi memperkirakan arus mudik akan terjadi dari Jakarta menuju ke timur atau arah Surabaya. Pada rute tersebut, telah tersedia Tol Trans Jawa meski belum tersambung 100 persen. Budi pun berharap adanya Tol Trans Jawa bisa menambah preferensi masyarakat dalam melakukan mudik.
Antrean panjang melewati turunan dan tanjakan. (Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)
zoom-in-whitePerbesar
Antrean panjang melewati turunan dan tanjakan. (Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)
“Oleh karenanya ada beberapa manajemen yang kita lakukan katakanlah pembatasan terhadap truk besar tapi baru akan diputuskan karena kami enggak mau memutuskan sepihak. Kami ajak para asosiasi untuk membicarakan secara bersama,” ujarnya.
Selain itu, pihaknya juga akan melakukan penggiliran arus mudik ke arah timur. Sama seperti transportasi udara, Budi mengatakan bahwa keselamatan harus jadi perhatian penting bagi semua pemudik.
ADVERTISEMENT
"Maka kami imbau kepada masyarakat untuk tidak menggunakan bus-bus yang tidak ada stiker ramp check. Kami minta kepada Dishub dan Kepolisian untuk melakukan law enforcement,” ujarnya.
Sebab menurut Budi, banyak bus yang kondisinya usang dan membahayakan bagi pemudik. Selain itu Budi juga mengimbau agar pemudik tidak menggunakan motor. Budi mengatakan pemerintah akan lebih mengapresiasi bagi masyarakat yang mengutamakan angkutan massal ketimbang motor pribadi.
“Saya apresiasi masyarakat yang tidak menggunakan motor untuk mudik,” tutupnya.