Produksi Kakao Belum Membaik, Tahun Ini Impor Bisa Naik 5-10%

15 Februari 2018 19:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Buah kakao di Dusun Kakao Banyuwangi (Foto: Joseph Pradipta/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Buah kakao di Dusun Kakao Banyuwangi (Foto: Joseph Pradipta/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Penurunan produksi kakao dalam negeri membuat industri pengolahan kesulitan mendapatkan bahan baku. Data dari Asosiasi Industri Kakao Indonesia (AIKI) menunjukkan, tahun lalu produksi kakao Indonesia hanya 250 ribu ton. Dari angka tersebut, 25 ribu ton kakao diekspor. Sedangkan kebutuhan industri mencapai 450 ribu ton. Untuk itu, tahun lalu impor kakao melesat hingga 260 ribu ton.
ADVERTISEMENT
Menurut Direktur Eksekutif AIKI Sindra Wijaya, jika produksi kakao dalam negeri belum membaik, pihaknya memprediksi angka impor kakao akan bertambah tahun ini.
"Kalau produksi kakaonya belum baik, bisa tambah (impor) 5-10% ya tahun ini," ungkap Sindra di Menara Kadin, Jakarta, Kamis (15/2).
Sindra mengatakan, saat ini ada 20 pabrik kakao yang ada di Indonesia. Jika semua pabrik beroperasi, maka akan dibutuhkan 800 ribu ton kakao. Sayangnya karena saat ini pasokan bahan baku sulit, 9 pabrik terpaksa berhenti berproduksi.
FGD di Kamar Dagang Industri (Kadin) Indonesia (Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
FGD di Kamar Dagang Industri (Kadin) Indonesia (Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan)
Menurut Sindra, produksi kakao dalam negeri menurun disebabkan beberapa hal. Pertama, banyak tanaman kakao di Indonesia yang sudah tua. Ditambah selama ini belum ada revitalisasi kebun-kebun kakao.
Kedua, banyak petani kakao yang beralih ke komoditas lain seperti sawit. Ketiga, program Gerakan Nasional (Gernas) Kakao yang dicanangkan pemerintah tidak berjalan maksimal karena hanya 26% yang terserap. Keempat, semakin minimnya anggaran dari Kementerian Pertanian (Kementan) untuk komoditas perkebunan Dalam negeri.
ADVERTISEMENT
Menurut Sindra, Kementan hanya mengalokasikan anggaran untuk komoditas padi, jagung, dan kedelai (Pajale).
"Sehingga produk perkebunan anggarannya sudah tidak ada lagi. Nah itulah akhirnya produksi kakao salah satunya kena dampaknya, (produksinya) turun," ujarnya.
Sindra berharap ada keberpihakan dari pemerintah terhadap industri kakao. Khususnya untuk meningkatkan kembali produksi kakao dalam negeri.
"Kita harapkan begitu supaya kita enggak terlalu bergantung sama impor lagi," tutupnya.