Produksi Minyak RI Rendah, Mafia Impor BBM Makin Sulit Dihilangkan

22 April 2018 7:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kilang minyak (Foto: Reuters/Todd Korol)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kilang minyak (Foto: Reuters/Todd Korol)
ADVERTISEMENT
Pada awal 2018 ini, konsumsi bahan bakar minyak (BBM) di dalam negeri mencapai 1,6 juta BOPD (barrel oil per day), sedangkan produksi minyak mentah nasional hanya sekitar 780 ribu BOPD.
ADVERTISEMENT
"Akibatnya, Indonesia harus impor BBM dalam jumlah yang sangat besar. Impor BBM ini sangat menguras cadangan devisa dan membuka peluang mafia impor BBM yang sulit dihilangkan," kata Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Amien Sunaryadi, dalam keterangan tertulis, Sabtu (21/4).
Untuk menekan impor BBM, Amien melanjutkan, diperlukan eksplorasi yang masif baik onshore (darat) maupun offshore (lepas pantai) agar bisa ditemukan cadangan migas baru yang besar.
"Kita semua harus mendukung eksplorasi migas yang masif. Semua itu merupakan langkah bersama untuk memajukan kesejahteraan umum," ucapnya.
SKK Migas mencatat, hingga awal 2018 terdapat 128 cekungan di seluruh Indonesia yang berpotensi memiliki kandungan hidrokarbon. Adapun hidrokarbon merupakan senyawa migas.
ADVERTISEMENT
Dari 128 cekungan tersebut, sebanyak 74 cekungan hingga saat ini masih belum dieksplorasi untuk kemudian dimanfaatkan hasil migasnya. Padahal jika dieksplorasi, Indonesia dapat memiliki cadangan migas baru.
Untuk mendorong eksplorasi migas, kata Amien, pemerintah harus memudahkan perizinan bagi badan usaha yang berminat. Kemudian ketika izin didapat, pembebasan lahan yang berpotensi memiliki cadangan migas harus dipastikan berjalan mulus.
"Ketiga miminimalkan pungutan, keempat memfasilitasi penyelesaian aspek sosial apabila muncul," tegas Amien.