Produsen Bahan Baku B20 Terkendala Distribusi ke Daerah Terpencil

17 Oktober 2018 14:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi biodiesel. (Foto: AFP/Pornchai Kittiwongsakul)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi biodiesel. (Foto: AFP/Pornchai Kittiwongsakul)
ADVERTISEMENT
Sejak implementasi biodesel 20 persen (B20) yang dicanangkan oleh Kementerian Perekonomian pada 31 Agustus 2018 lalu, hingga kini masih terdapat kendala dalam pendistribusian unsur bahan baku nabati (Fatty Acyd Methyl Ether/FAME) B20 dari produsen ke daerah-daerah terpencil.
ADVERTISEMENT
Direktur Asian Agri yang juga mantan Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Fadhil Hasan menyampaikan waktu kontrak yang tak diimbangi dengan kesiapan kapal di lapangan menjadi kendala utamanya.
"Nah itulah memang salah satu yang jadi masalah itu, waktu kontraknya kan 14 hari. Antara yang kontrak pertamina sampai delivery itu. Itu kan kapalnya kan harus disiapin, kadangkan susah kapal, lokasinya jauh," ujar Fadhil kepada kumparan di Gedung Kementerian Pertanian, Jakarta, Rabu (17/10).
Di samping itu, kendala lain yang berpengaruh pada distribusi FAME tak jauh dari masalah transportasi.
"Kesiapan kapal-kapal itu sendiri. Susah nyewa kapal-kapal itu kan, padahal demand-nya meningkat," imbuhnya.
Ilustrasi biodiesel 20 persen (B20). (Foto: Nicha Muslimawati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi biodiesel 20 persen (B20). (Foto: Nicha Muslimawati/kumparan)
Berkenaan itu, Fadhil juga menilai pengiriman FAME menjadi tidak efisien karena sulitnya pengiriman yang tidak diimbangi dengan volume angkut B20 yang memadai alias masih kecil.
ADVERTISEMENT
Kendati demikian, penerapan B20 secara keseluruhan menurut Fadhil berjalan kian membaik. Ia juga menyebut, pihak pemerintah terus melakukan evaluasi.
"Tiap minggu dilakukan evaluasi oleh Kemenko itu sehingga semakin ke sini semakin baiklah," kata dia.
Fadhil memprediksi penerapan B20 dalam setahun jika kondisinya membaik bisa mencapai 7 ton CPO yang bakal terserap.
"Kalau kita kan (Asian Agri) kapasitas biodesel yang kita miliki sekitar 1 juta," tandas Fadhil.