Produsen Bahan Tekstil Respons Wacana Mendag Permudah Impor dari India

17 Oktober 2019 20:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana pabrik garmen. Foto: AFP
zoom-in-whitePerbesar
Suasana pabrik garmen. Foto: AFP
ADVERTISEMENT
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengaku sedang mengkaji penghapusan bea masuk impor bahan baku tekstil dari India. Dengan begitu, tarif impor bahan baku tekstil India yang awalnya ditetapkan sebesar 5 persen akan menjadi 0 persen. Tarif baru ini sama seperti impor bahan baku tekstil dari China.
ADVERTISEMENT
Asosiasi Produsen Benang Filamen Indonesia (APSyFI), Redma Gita Wirawasta, angkat bicara mengenai hal tersebut. Dia mengaku belum mengetahui rencana ini.
“Saya malah belum tahu,” katanya saat dihubungi kumparan, Kamis (17/10).
Redma berharap kalaupun rencana ini terealisasi, bahan baku tekstil yang dibebaskan beanya adalah yang tidak dapat diproduksi di dalam negeri. Misalnya, bahan baku tekstil berjenis sutra.
Saat ini, lanjutnya, Indonesia masih belum bisa menghasilkan produk sutra sendiri. “Jadi kalau dibebaskan bea masuknya untuk itu tidak masalah. Beberapa bahan baku yang belum bisa dan tidak banyak diproduksi itu yang kode HS 51, 50, dan 53,” katanya.
Selain itu, Redma meminta agar India pun memberlakukan hal yang sama. Maksudnya, India diminta untuk memberi kemudahan bagi produk tekstil asal Indonesia yang diekspor ke sana.
ADVERTISEMENT
“Jadi kalau mereka minta impor bahan baku tekstil kita diperlonggar, ya sudah sewajarnya juga mereka longgarkan ekspor produk tekstil kita,” tambahnya.
Sebelumnya diberitakan, Enggartiasto menyebut kalau rencana ini sedang digodok. Pihaknya mengaku sudah melakukan diskusi dengan Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) terkait produk bahan baku tekstil apa saja yang dibebaskan bea masuknya.
Terkait kemungkinan impor bahan baku tekstil bakal makin membanjir jika kebijakan ini diberlakukan, Enggar membantah.
“Kan ini impor bahan baku yang tidak diproduksi oleh Indonesia. Kan neraca dagang kita juga surplus sama India, nanti kan defisit makin lebar apalagi mereka sudah samakan RBDPO-nya. Apakah ini menambah impor kita? Cuma mindahin saja,” tutupnya.