news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Protes Kementan ke Kemendag yang Beri Izin Impor Beras: Kita Surplus

16 Mei 2018 14:35 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Stok beras di Food Station Tjipinang. (Foto: Elsa Toruan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Stok beras di Food Station Tjipinang. (Foto: Elsa Toruan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan kembali mengeluarkan izin impor beras sebanyak 500 ribu ton kepada Perum Bulog. Izin impor tersebut berlaku hingga Juli 2018.
ADVERTISEMENT
Kebijakan ini langsung diprotes oleh Kementerian Pertanian. Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementan Agung Hendriadi mengklaim stok beras pada Mei-Juni surplus.
"Kita saat ini di Food State itu bisa produksi sekitar 40 ribu ton per hari. Sebelumnya hanya 20 ribu ton. Kan ini menunjukkan kita surplus beras," ungkap Agung saat ditemui di Pasar Induk Cipinang, Jakarta, Rabu (16/5).
Oleh karena itu, dia menegaskan menolak keran impor beras kembali dibuka. Dia menyatakan produksi beras saat ini cukup bahkan berlebih. Dia mendata kebutuhan beras dari Mei-Juni 2018 mencapai 5,3 juta ton sedangkan produksinya 8,1 juta ton. Sehingga terjadi surplus beras sebanyak 2,8 juta ton.
"Kalau mau diimpor, mau kita kemanakan berasnya? Dari sisi kualitas kita enggak kurang kok. Tanya masyarakat yang sering mengonsumsi beras lokal kita, pasti mereka bisa bandingkan," tegasnya.
Stok beras di Food Station Tjipinang. (Foto: Elsa Toruan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Stok beras di Food Station Tjipinang. (Foto: Elsa Toruan/kumparan)
Sebelumnya, Kemendag kembali mengeluarkan izin impor beras sebanyak 500 ribu ton. Ini merupakan kedua kalinya Kemendag mengeluarkan izin impor beras, sebelumnya impor beras dilakukan pada jumlah yang sama di awal tahun ini.
ADVERTISEMENT
Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag Oke Nurwan mengatakan, pihaknya telah mengeluarkan izin untuk impor beras yang kedua sebanyak 500.000 ton tersebut untuk Perum Bulog.
"Terserah Bulog (kapan mulainya), tapi intinya kami memberikan negara asal ke mereka. Ada Myanmar, Thailand, Kamboja, Pakistan, India. Total keseluruhan 500.000 ton," kata Oke di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Selasa (15/5).
Menurut Oke, impor beras yang kedua kalinya di tahun ini dilakukan karena kebutuhan pasokan serta harga beras yang dinilai masih tinggi atau di atas harga eceran tertinggi senesar Rp 9.450 per kg.
"Karena dibutuhkan. Dalam negeri pasokan, harga juga masih tinggi," ucapnya.