PT Indonesia Kendaraan Terminal Akan IPO, Incar Dana Segar Rp 1 T

27 Mei 2018 20:03 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bongkar muat peti kemas (Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
zoom-in-whitePerbesar
Bongkar muat peti kemas (Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
ADVERTISEMENT
Perusahaan pengelola terminal, PT Indonesia Kendaraan Terminal, tengah bersiap untuk melantai di bursa melalui skema Initial Public Offering (IPO). Dengan adanya aksi korporasi tersebut, anak usaha PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II menargetkan peningkatan laba bersih sebesar Rp 220 miliar di tahun ini.
ADVERTISEMENT
Direktur Keuangan IKT Sugeng Mulyadi mengaku optimistis target perolehan laba bersih tahun ini bisa tercapai. Sepanjang 2017 perusahaan berhasil meraih laba bersih sebesar Rp 130 miliar.
"Target pertumbuhan tahun ini cukup signifikan karena kami ada beberapa limpahan kargo dari Tanjung Priok sekitar 200.000 unit/tahun kendaraan. Semoga ada bisnis baru juga jadi bisa meningkatkan laba bersih," kata Sugeng saat melakukan konferensi pers di Hotel Mulia Senayan, Jakarta, Minggu (27/5).
Dalam pelepasan saham perdananya pada 10 Juli mendatang, perusahaan menargetkan bisa meraih dana segar sekitar Rp 1 triliun. Adapun paling besar raihan tersebut akan digunakan untuk kebutuhan belanja modal atau capital expenditure (capex).
"Sekitar Rp 500 miliar untuk capex dan Rp 250 miliar untuk bayar sewa lahan di muka 5 tahun meskipun kontraknya 15 tahun kita bayar 5 tahun dulu, dan sisanya Rp 125 miliar untuk modal kerja," ujar Sugeng.
Konpers PT Indonesia Kendaraan Terminal  (Foto: Ela Nurlaela/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Konpers PT Indonesia Kendaraan Terminal (Foto: Ela Nurlaela/kumparan)
ADVERTISEMENT
PT Indonesia Kendaraan Terminal menyediakan terminal yang disiapkan tak hanya untuk mobil, melainkan alat berat, truk, bus, dan suku cadang. Saat ini perusahaan telah mengelola lahan seluas 31 hektare dengan kapasitas 700.000 unit kendaraan per tahun.
Sesuai rencana, pada 2022, IKT menargetkan lahan seluas 89,5 hektare dengan kapasitas 2,1 juta kendaraan. Dengan demikian, perseroan diproyeksikan menjadi pengelola terminal mobil terbesar ke-5 di dunia.