news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

PTBA Raup Laba Bersih Rp 3,93 T di Kuartal III 2018, Naik 50 Persen

14 November 2018 11:57 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
PT Bukit Asam (Foto: Facebook/PT Bukit Asam - Persero Tbk)
zoom-in-whitePerbesar
PT Bukit Asam (Foto: Facebook/PT Bukit Asam - Persero Tbk)
ADVERTISEMENT
PT Bukit Asam (Persero) Tbk atau PTBA mendapatkan laba bersih sebesar Rp 3,93 triliun pada kuartal III 2018. Angka ini naik 50 persen dibanding laba bersih pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 2,63 triliun. Sementara marjin laba bersih naik 5 persen dibandingkan tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama PTBA Arviyan Arifin mengatakan, peningkatan laba bersih ini ditopang oleh penjualan yang naik signifikan. Dia mengatakan hingga September 2018, perusahaan berhasil menjual batu bara sebesar 18,6 juta ton atau naik 8 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu 17,2 juta ton.
Sementara itu, produksi batu bara PTBA juga naik dari 16,9 juta ton per Januari-September 2017 menjadi 19,7 juta ton pada periode yang sama tahun ini atau meningkat 16 persen.
"Ini menunjukkan bahwa di tengah pasar yang bergejolak, kita masih bisa survive baik ekspor atau domestik," kata Arviyan dalam konferensi pers PTBA di Ritz Carlton Mega Kuningan, Jakarta, Rabu (14/11).
Arviyan merinci, dari total penjualan pada kuartal III 2018 ini, ekspor 8,6 juta ton, naik dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 6,22 juta ton atau naik 39 persen. Sementara untuk penjualan domestik, pada September 2018 mencapai 9,9 juta ton. Angka ini turun dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 11 juta ton.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, pendapatan usaha PTBA per 30 September 2018 mencapai Rp 16,04 triliun. Angka ini meningkat Rp 2,75 Triliun atau 21 persen dibandingkan pendapatan usaha pada periode yang sama tahun 2017.
Arviyan menjelaskan, pendapatan terbesar selama 9 bulan belakangan ini diperoleh dari penjualan batu bara ekspor yaitu sebesar 52 persen dari total pendapatan, sedangkan penjualan batubara domestik hanya sebesar 46 persen, dan selebihnya yaitu 2 persen merupakan pendapatan dari aktivitas usaha lainnya, yang terdiri dari penjualan listrik, briket, minyak sawit mentah, jasa kesehatan rumah sakit dan jasa sewa.
Kapal pengangkut batu bara di sungai musi, Palembang. (Foto: Abil Achmad Akbar/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kapal pengangkut batu bara di sungai musi, Palembang. (Foto: Abil Achmad Akbar/kumparan)
Secara tonase, penjualan batu bara periode Januari-September 2018 meningkat sebesar 7,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Volume penjualan batu bara ekspor periode Januari-September 2018 lebih tinggi dibandingkan penjualan batu bara domestik.
ADVERTISEMENT
"Hal tersebut termasuk salah satu strategi manajemen dalam memanfaatkan momentum penguatan harga batu bara global, pelemahan rupiah terhadap dolar AS dan tentunya peningkatan permintaan batu bara, baik dari China akibat kurangnya pasokan batu bara domestik selama musim panas yang ekstrim, India yang produksinya masih belum mampu memenuhi kebutuhan domestik hingga adanya peningkatan demand untuk Korea Selatan," jelasnya.
Selain itu, strategi manajemen untuk melakukan penjualan ekspor batu bara medium to high calorie ke premium market juga sudah mulai dioptimalkan pada triwulan III 2018. Harga jual rata-rata batu bara periode Januari-September 2018 mengalami kenaikan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yaitu sebesar 13 persen atau naik dari Rp 745.775 per ton menjadi Rp 841.655 per ton.
Proses dumping tambang batubara. (Foto: Sigid Kurniawan/Antara)
zoom-in-whitePerbesar
Proses dumping tambang batubara. (Foto: Sigid Kurniawan/Antara)
Kenaikan tersebut, ungkap Arviyan, karena dipengaruhi oleh kenaikan harga rata-rata batubara Newcastle periode Januari-September 2018 yang cukup signifikan yaitu sebesar 27 persem serta kenaikan rata-rata Harga Batubara Acuan (HBA) sebesar 20 persen, dibandingkan harga rata-rata Januari-September 2017.
ADVERTISEMENT
Adapun EBITDA perusahaan meningkat dari Rp 4,26 Triliun di September 2017 menjadi Rp 5,96 Triliun pada September 2018 atau naik 40 persen. Sehingga laba per lembar saham pada triwulan III 2018 juga mengalami peningkatan menjadi sebesar Rp 373 dari sebelumnya Rp 249 pada periode yang sama tahun 2017.
Sementara itu, per 30 September 2018, total aset perseroan mencapai Rp 22,47 triliun dengan komposisi terbesar pada Aset Tetap 28 persen dan Kas dan Setara Kas 27 persen. Kas dan setara kas yang dimiliki perseroan saat ini sebesar Rp 6,06 Triliun atau meningkat 70 persen dibandingkan per 31 Desember 2017 yang hanya sebesar 3,56 Triliun.
"Sementara nilai aset tetap saat ini sebesar Rp 6,21 Triliun, relatif sama dengan aset tetap pada akhir tahun 2017," kata dia.
ADVERTISEMENT