Punya Potensi Bagus, RI Dilirik Banyak Negara untuk Relokasi Industri

12 Maret 2019 16:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Kawasan Industri  Foto: Toru Hanai/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Kawasan Industri Foto: Toru Hanai/Reuters
ADVERTISEMENT
Tahun lalu, Tiongkok mencatatkan penurunan pertumbuhan ekonomi dari 6,6 persen ke 6,3 persen. Hal ini disebabkan adanya perang dagang antara China dengan Amerika Serikat (AS).
ADVERTISEMENT
Kendati demikian, kondisi ini disebut-sebut bisa dimanfaatkan oleh Indonesia untuk mendapatkan peluang relokasi industri. Saat ini, para pelaku usaha di negeri tirai bambu itu mulai giat menyasar lokasi perusahaan di luar China.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto pun mengakui, Indonesia jadi salah satu negara yang dibidik China untuk relokasi industri.
“Kita sudah melihat beberapa perusahaan yang punya order global cari lokasi atau negara baru. Mereka lihat Indonesia menjadi salah satu negara yang menjanjikan karena negara kita demokrasi dan pemerintah pro bisnis,” ungkap Airlangga di Green Office Park 9, BSD, Tangerang, Selasa (12/3).
Vice President of Environtment, Policy and Social Apple, Lisa Jackson. Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan
Bahkan tak hanya dari China, Airlangga mengatakan, perusahaan-perusahaan skala global dari Amerika dan Prancis pun tertarik untuk melebarkan sayapnya di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Bentuk relokasi industrinya pun macam-macam. Contohnya Apple, perusahaan raksasa produsen iPhone juga telah membuat program pendidikan bertajuk Apple Developer Academy di Surabaya dan Jakarta.
Program ini memberikan kesempatan pada anak-anak muda untuk belajar menjadi programmer khusus untuk mengembangkan aplikasi untuk iOS. Bahkan menurut Airlangga, Apple hanya memiliki program pendidikan tersebut di empat negara di dunia.
Contoh lain, produsen ban asal Prancis, Michelin, memilih untuk berkembang di Indonesia tidak secara organik tetapi melalui proses akuisisi.
“Kemudian kemarin, perusahaan Michelin yang produksi ban di Indonesia memilih untuk berkembang tidak secara organik tetapi akuisisi. Nah ini menjadi kesempatan agar industri bisa berkembang,” tandasnya.