PUPR Akan Bangun Pasar Tradisional dan Renovasi Stadion Solo

20 Agustus 2018 11:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pasar Tradisional (Foto: instagram/@riz.ky27)
zoom-in-whitePerbesar
Pasar Tradisional (Foto: instagram/@riz.ky27)
ADVERTISEMENT
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR) akan membangun 2 pasar tradisional dan 1 stadion pada tahun depan. Hal tersebut ditandai dengan penandatanganan kontrak bersama yang dilakukan hari ini.
ADVERTISEMENT
Adapun pasar tradisional yang akan dibangun yakni Pasar Atas Bukit Tinggi senilai Rp 292 miliar dengan kontraktor PT Brantas Abipraya KSO PT Penta Rekayasa. Pembangunan pasar itu ditargetkan selesai pada 27 Desember 2019.
Selanjutnya, pasar lain yang dibangun ialah Pasar Johar ‎Semarang dengan direhabilitasi oleh PT Nindya Karya (Persero) Wilayah II. Proyek yang akan menelan anggaran hingga Rp 146 miliar itu ditarget selesai pada 8 Desember 2019.
Sementara stadion yang akan dibangun yaitu Stadion Manahan Solo melalui renovasi dan pengembangan dengan total anggaran Rp 301 miliar. Ditargetkan, proyek yang dikerjakan PT Adhi Karya ‎KSO PT Penta Rekayasa itu selesai pada 31 September 2019.
Suasana Pasar Tradisional (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana Pasar Tradisional (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
"Ini bentuk sinergi antar lembaga di kabinet kerja untuk dapat mencapai tujuan yang baik," ujar Menteri PUPR Basuki Hadimuljono di kantornya, Kawasan Blok M, Jakarta Selatan, Senin (20/8).
ADVERTISEMENT
Basuki pun bercerita, untuk membangun 3 infrastruktur itu, pihaknya meminta tambahan anggaran ke Menteri Keuangan Sri Mulyani.
"Misalnya Pak Enggar (Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita) memerintahkan saya saja, beliau cuma perintah. Makanya kami memohon alokasi tambahan dari Menkeu," paparnya.
Namun dia menegaskan, apabila Sri Mulyani tak menambah anggaran untuk Kementerian PUPR, pihaknya tetap akan berupaya membangun dengan mencari pendanaan sendiri. ‎Adapun skema yang bisa digunakan ialah kerja sama dengan swasta.
"Seni bekerja itu kita diperintah tapi enggak dikasih uang. Kalau tidak (diberi uang) kami cari sendiri. Kalau sudah ada uang, lalu membangun, semuanya juga bisa. Itu seninya," tegas Basuki.