PUPR Usul Pembangunan Trans Papua di Nduga Ditunda karena Tak Aman

4 Februari 2019 8:23 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Trans Papua. Foto: Dok. Humas PUPR
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Trans Papua. Foto: Dok. Humas PUPR
ADVERTISEMENT
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) berencana melakukan revisi rute jalan Trans Papua yang akan dibangun. Jika terlaksana, perubahan rute jalan Trans Papua itu akan dilakukan tahun ini. Menurut Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Sugiyartanto, rute pembangunan Trans Papua yang akan diubah yakni yang terletak di Kabupaten Nduga, lokasi pembunuhan pekerja PT Istaka Karya (Persero). “Trans Papua lanjut terus, tapi sepertinya bukan di situ lagi (Nduga) karena risiko keamanan yang tinggi,” katanya kepada kumparan, Senin (4/2). Dia menambahkan, alasan pembangunan di Nduga dilakukan penundaan terlebih dulu bertujuan agar tak ada lagi korban jiwa. Sebab hingga kini, daerah itu masih belum aman karena adanya Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). “Harga sebuah nyawa saya hitung enggak bisa, mendingan jangan ambil risiko itu. Dilanjutkan lagi setelah aman,” ucap Sugiyartanto.
Wamena-Mumugu 284,3 km telah tersambung Foto: Indrianto Eko Suwarso/ANTARA
ADVERTISEMENT
Saat pembangunan di Kabupaten Nduga ditunda, dia pun menjelaskan, anggaran yang ada akan dipakai untuk pembangunan Trans Papua di ruas lain. Baik untuk menyelesaikan ruas jalan Jayapura-Wamena, maupun di Boven Digoel. “Bisa juga (pembangunan) ke Boven Digoel, kota sejarah, bisa menunjang sektor pariwisata. Pembangunan bisa dialihkan,” tegasnya. Sugiyartanto mengaku, saat ini usulan itu tengah dibicarakan dengan Kementerian Keuangan dan Bappenas. Adapun hingga akhir 2018, total jalan Trans Papua yang berhasil dibangun selama 2015-2018 yakni sepanjang 945 km.