Pupuk Indonesia dan BUMN Bahan Peledak Bangun Pabrik Amonia di Bontang

27 Oktober 2018 19:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Konferensi Pers Pupuk Indonesia dan Pupuk Kaltim di Bontang, Kalimantan Timur, Sabtu (27/10/2018). (Foto: Darin Atiandina/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Konferensi Pers Pupuk Indonesia dan Pupuk Kaltim di Bontang, Kalimantan Timur, Sabtu (27/10/2018). (Foto: Darin Atiandina/kumparan)
ADVERTISEMENT
PT Pupuk Indonesia (Persero) bekerja sama dengan PT Dahana, BUMN di sektor industri bahan peledak, untuk membangun pabrik amonia nitrat di Bontang, Kalimantan Timur.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama PT Pupuk Kalimatan Timur (Kaltim) Bakir Pasaman menjelaskan, tujuan dibangunnya pabrik tersebut adalah untuk menunjang kegiatan produksi. Pasalnya, amonia nitrat yang merupakan bahan baku pupuk hingga saat ini masih bergantung pada impor yang dilakukan oleh PT Dahana.
“Kita masih impor sekitar 75.000-100.000 ton (amonia nitrat) ya. “Jadi Dahana impor dari luar, nah sekarang kalau sudah bikin pabrik sendiri ya udah jadi enggak usah impor lagi,” jelas Bakir di Hotel Equator, Bontang, Kalimantan Timur, Sabtu (27/10).
Pabrik PT Pupuk Indonesia (Foto: Instagram/@pt.pupukindonesia)
zoom-in-whitePerbesar
Pabrik PT Pupuk Indonesia (Foto: Instagram/@pt.pupukindonesia)
Dengan dibangunnya pabrik amonia nitrat ini, Dahana dan Pupuk Indonesia tidak perlu lagi mengimpor amonia nitrat karena pabrik tersebut diperkirakan memiliki kapasitas produksi sebesar 75.000 ton per tahun.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Pupuk Indonesia Aas Asikin Idat juga mengatakan, pabrik yang biaya pembangunannya mencapai Rp 958 miliar tersebut akan menggaet PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) untuk proses konstruksi.
ADVERTISEMENT
“Ini direncanakan pembangunan kira-kira dua sampai tiga tahun sudah bisa beroperasi, karena walaupun sudah pemenangan lelang, ini masih negosiasi kontrak kan dengan WIKA,” jelas Aas.
Nantinya, pabrik tersebut akan dibangun di atas lahan seluas 6-7 hektare. Aas menyebut, kerja sama antara ketiga perusahaan itu merupakan wujud sinergi antar-BUMN.
“Ini betul-betul sinergi, sinergi antara Pupuk Kaltim, sinergi antar BUMN lah kira-kira, kontraktornya WIKA lagi,” kata Aas.