news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Ramalan Ekonomi RI Tahun 2019 Versi Sri Mulyani

24 September 2018 16:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Keuangan Sri Mulyani (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Keuangan Sri Mulyani (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
ADVERTISEMENT
Sri Mulyani membahas soal perekonomian Indonesia terkini. Menurutnya, tahun depan akan menjadi babak baru bagi perekonomian Indonesia. Hal ini disampaikan Sri Mulyani di acara seminar Indonesia Economic Outlook (IEO) 2019 yang mengusung tema era baru perekonomian Indonesia pada tahun politik (election year).
ADVERTISEMENT
Acara ini diselenggarakan oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, di Gedung Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Senin (24/9).
Selain Sri Mulyani, beberapa menteri turut hadir untuk memberikan sambutan, yaitu Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto. Mereka kompak mengenakan atasan batik dan celana hitam.
"2019 outlook yang terbaru, tetapi setiap tahun bisa up atau down. Menurut Bank dunia, ekonomi dunia masih sangat positif, protectionism, ada trade war," ucap Sri Mulyani.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengikuti rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR di Komplek Parlemen, Jakarta, Selasa (4/9/2018). (Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengikuti rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR di Komplek Parlemen, Jakarta, Selasa (4/9/2018). (Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)
Sri Mulyani menambahkan, untuk mengantisipasi situasi perekonomian tahun depan, pemerintah dan Bank Indonesia (BI) akan berkoordinasi melalui berbagai kebijakan. Di sisi moneter, BI bisa menyesuaikan suku bunga acuannya jika bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) menaikkan suku bunganya. Pemerintah juga bisa menyesuaikan kebijakan di sisi fiskal.
ADVERTISEMENT
"Naikin suku bunga (misalnya). (Di sisi pemerintah) fiscal policy untuk meningkatkan investasi kita dalam rangka menjaga momentum," imbuhnya.
Selain itu, Sri Mulyani menambahkan, pada tahun depan beberapa sektor masih akan menyumbang pertumbuhan ekonomi yang kompetitif.
"Demand konsumsi akan tetap tumbuh di 5,1 (persen) dan investasi tumbuh di 7 persen dan impor 7,1 persen bahwa sektor pertanian akan tetap tumbuh kemudian sektor manufaktur kita berusaha untuk bisa tumbuh di atas 5 persen," katanya.