Ramalan Sri Mulyani, Darmin, Perry dan Ekonom Soal Ekonomi Kuartal II

4 Agustus 2018 15:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pertumbuhan Ekonomi (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pertumbuhan Ekonomi (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
ADVERTISEMENT
Pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2018 diproyeksi lebih tinggi dibandingkan kuartal sebelumnya. Daya beli masyarakat yang membaik sepanjang April-Juni tahun ini juga dapat mendorong perekonomian.
ADVERTISEMENT
Sejumlah pihak, mulai dari pemerintah, Bank Indonesia (BI), dan para ekonom pun telah memproyeksikan angka pertumbuhan ekonomi selama kuartal II 2018 bisa lebih tinggi dari kuartal I 2018 yang hanya 5,06 persen secara tahunan atau year on year (yoy).
Berikut rangkuman kumparan terkait proyeksi pertumbuhan ekonomi:
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memproyeksi, ekonomi kuartal II mampu tumbuh di kisaran 5,17-5,2 persen (yoy).
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution memproyeksi ekonomi di kuartal II ini di kisaran 5,2-5,3 persen (yoy). Sementara Gubernur BI Perry Warjiyo, melihat ekonomi kuartal II hanya tumbuh 5,15 persen (yoy).
Ekonom Maybank Indonesia Myrdal Gunarto memproyeksi, ekonomi tumbuh 5,19 persen (yoy) pada kuartal II 2018. Sektor konsumsi rumah tangga masih menjadi penopang utama perekonomian.
ADVERTISEMENT
Hal itu didorong oleh faktor musiman pada periode puasa, Lebaran dan panen raya, seperti pencairan gaji ke-13, pemberian THR, dan kenaikan pendapatan petani.
“Kenaikan harga komoditas seperti batu bara, minyak, kelapa sawit, maupun barang tambang turut membantu kenaikan pendapatan masyarakat, khususnya di luar Jawa,” ujar Myrdal kepada kumparan, Sabtu (4/8).
Selain itu, momen Pilkada juga turut menopang konsumsi nasional. Hal tersebut nantinya terlihat dari kenaikan pembelian barang durable goods (tahan lama), seperti motor dan mobil.
Ilustrasi pertumbuhan ekonomi (Foto: ANTARA FOTO/ Dhemas Reviyanto)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pertumbuhan ekonomi (Foto: ANTARA FOTO/ Dhemas Reviyanto)
Ekonom Bank Permata Josua Pardede juga memperkirakan, pertumbuhan ekonomi kuartal II 2018 masih ditopang kenaikan konsumsi rumah tangga. Hal itu juga didukung oleh stimulus fiskal, kenaikan pendapatan riil, terjaganya inflasi, serta kenaikan keyakinan konsumen sepanjang kuartal II tahun ini.
ADVERTISEMENT
"Laju pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II diperkirakan meningkat dibandingkan kuartal I tahun ini. Diperkirakan mencapai 5,15 persen (yoy) dari kuartal sebelumnya yang tercatat 5,06 persen (yoy),” kata dia.
Selain konsumsi rumah tangga, investasi pun diperkirakan akan menjadi pendorong perekonomian pada kuartal II tahun ini. Peningkatan laju investasi tercermin dari peningkatan laju impor nonmigas, khususnya impor barang modal dan bahan baku.
Peningkatan investasi bangunan juga diperkirakan masih meningkat seiring dengan penyelesaian proyek-proyek infrastruktur secara nasional.
Ekonom BCA David Sumual memproyeksikan pertumbuhan ekonomi di kuartal II 2018 hanya mampu tumbuh 5,12 persen (yoy). Menurutnya, sektor perdagangan akan menjadi faktor negatif di pertumbuhan ekonomi kuartal kedua tahun ini, mengingat laju impor selama semester I 2018 masih tinggi.
ADVERTISEMENT
“Perdagangan jadi faktor negatif. Impor agak tinggi di semester I 2018. Ekonomi diperkirakan tumbuh 5,12 persen,” kata David.
Ekonom Samuel Asset Manajemen Lana Soelistianingsih juga menyatakan, daya beli yang membaik bisa menopang pertumbuhan ekonomi di kuartal II-2018. Dia memprediksi, ekonomi di kuartal II tahun ini bisa tumbuh 5,14-5,15 persen (yoy).
“Terutama di konsumsi rumah tangga itu bagus, bisa 5,02 persen,” tambahnya.