Rapat Dewan Komisioner OJK: IHSG Tertekan, Kredit Perbankan Tumbuh

22 Mei 2019 17:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Dewan Komisaris Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso (tengah) beserta anggota Komisioner OJK memberikan paparan tutup tahun 2018 di Gedung OJK. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Dewan Komisaris Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso (tengah) beserta anggota Komisioner OJK memberikan paparan tutup tahun 2018 di Gedung OJK. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Rapat Dewan Komisioner (RDK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Mei 2019 menyimpulkan bahwa stabilitas sektor jasa keuangan dalam kondisi terjaga, kinerja intermediasi sektor jasa keuangan yang positif dan profil risiko lembaga jasa keuangan yang manageable.
ADVERTISEMENT
OJK mencatat, pertumbuhan ekonomi Advanced Economies (AE) di kuartal I 2019 berada di atas ekspektasi. Kondisi tersebut memberikan sentimen positif bagi pasar keuangan global di April 2019.
Namun di sisi lain, peningkatan tensi perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China menyebabkan naiknya tekanan di pasar keuangan global sejak awal Mei 2019. Kondisi ini mengakibatkan risk-off investor di pasar keuangan Emerging Markets (EM), termasuk Indonesia. Sementara itu, rilis data pertumbuhan ekonomi kuartal I 2019 dan kinerja eksternal Indonesia di awal Mei 2019 belum memberikan sentimen positif terhadap pasar keuangan domestik.
“IHSG meningkat sebesar 4,21 persen sepanjang Januari-April 2019, dengan net buy investor nonresiden total di seluruh pasar tercatat sebesar Rp 65,24 triliun, net buy di pasar reguler sebesar Rp 6,62 triliun, net buy di pasar nego (over the counter) dan tunai sebesar Rp 58,62 triliun,” tulis Deputi Komisioner Hubungan Masyarakat dan Manajemen Strategis Anto Prabowo dalam keterangan resminya, Rabu (22/5).
Ilustrasi gedung Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Foto: Anggi Dwiky Darmawan/kumparan
Menurut Anto, penguatan juga terjadi di pasar Surat Berharga Negara (SBN), tercatat net buy di pasar SBN oleh investor nonresiden sebesar Rp 67,1 triliun year to month (ytm) dan turunnya rata-rata yield SBN sebesar 26,54 bps ytm.
ADVERTISEMENT
Namun demikian, adanya ketidakpastian di pasar global menyebabkan pasar keuangan melemah di Mei 2019. Investor nonresiden membukukan net sell sebesar Rp 7,83 triliun month to date (mtd) hingga 17 Mei 2019, yang mempengaruhi penurunan IHSG sebesar 9,7 persen mtd.
Hingga 17 Mei 2019, emiten berhasil menghimpun dana melalui pasar modal sebesar Rp 38,04 triliun, dengan jumlah emiten baru sebanyak 9 perusahaan. Di periode yang sama, investor nonresiden juga mencatatkan net sell di pasar SBN sebesar Rp 5,9 triliun dan yield SBN meningkat sebesar 24,2 bps mtd.
Kinerja intermediasi lembaga jasa keuangan masih positif di bulan April 2019. Kredit perbankan tumbuh sebesar 11,05 persen year on year (yoy), didorong oleh pertumbuhan kredit investasi yang mencapai level tertingginya dalam tiga tahun terakhir.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, pertumbuhan piutang pembiayaan stabil pada level 4,52 persen yoy, di tengah masih moderatnya pertumbuhan piutang pembiayaan multiguna. Dari sisi penghimpunan dana, Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan tumbuh sebesar 6,63 persen yoy, didorong oleh pertumbuhan deposito sebesar 7,21 persen yoy. Lembaga jasa keuangan sampai April juga dinilai mampu menjaga profil risiko pada level yang manageable.
“Risiko kredit perbankan berada pada level yang rendah, tercermin dari rasio Non-Performing Loan (NPL) gross perbankan sebesar 2,57 persen dengan NPL net 1,15 persen,” ujarnya.
Sementara itu, rasio Non-Performing Financing (NPF) perusahaan pembiayaan stabil pada level 2,76 persen (gross) dan 0,61 persen (nett).
Konferensi pers Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Foto: Ela Nurlaela/kumparan
Risiko nilai tukar perbankan berada pada level yang rendah, dengan rasio Posisi Devisa Neto (PDN) sebesar 2,04 persen di bawah ambang batas ketentuan. Likuiditas dan permodalan perbankan juga berada pada level yang memadai. Liquidity coverage ratio dan rasio alat likuid/non-core deposit masing-masing sebesar 197,56 persen dan 96,51 persen di atas ambang batas ketentuan. Kondisi ini juga didukung dengan jumlah total aset likuid perbankan yang mencapai sebesar Rp 1.266 triliun di April 2019.
ADVERTISEMENT
Permodalan lembaga jasa keuangan terjaga stabil pada level yang tinggi. Capital Adequacy Ratio perbankan sebesar 23,47 persen. Sejalan dengan itu, Risk-Based Capital industri asuransi umum dan asuransi jiwa masing-masing sebesar 310 persen dan 437 persen jauh di atas ambang batas ketentuan. Sementara itu, sepanjang Januari-April 2019, asuransi jiwa dan asuransi umum/reasuransi berhasil menghimpun premi masing-masing sebesar Rp 58,8 triliun dan Rp 34,2triliun.
“OJK juga terus memperkuat koordinasi dengan para stakeholder untuk mengoptimalkan kontribusi sektor jasa keuangan guna mendukung pertumbuhan ekonomi nasional,” tandasnya.