Realisasi Penjualan Batu Bara Murah dalam Negeri Capai 90 Juta Ton

22 November 2018 8:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gerbong kereta penuh membawa batu bara (Foto: China Daily via REUTERS)
zoom-in-whitePerbesar
Gerbong kereta penuh membawa batu bara (Foto: China Daily via REUTERS)
ADVERTISEMENT
Realisasi penjualan batu bara murah di dalam negeri atau domestic market obligation (DMO) hingga Oktober 2018 sudah mencapai 90,71 juta ton. Masih ada 30,29 juta ton lagi yang harus dikejar hingga akhir tahun agar realisasinya sesuai target sebanyak 121 juta ton.
ADVERTISEMENT
Kepala Biro Komunikasi, Layanan, Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM, Agung Pribadi, mengatakan dari realisasi hingga Oktober 2018, mayoritas batu bara digunakan untuk memenuhi kebutuhan PT PLN.
"Rinciannya, DMO listrik 72,64 juta ton dan sisanya 18,07 juta ton untuk industri lain," kata Agung di Kementerian ESDM, Kamis (22/11).
Adapun produksi keseluruhan batu bara dari perusahaan pemegang izin, kata Agung, mencapai 409,9 juta ton hingga Oktober 2018. Tapi jumlah porduksi ini berasal dari perusahaan yang memegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) sampai September 2018.
Harga batu bara murah yang dijual di dalam negeri dipatok maksimal USD 70 per ton sejak awal tahun ini. Sementara batu bara yang diekspor harga jualnya mengikuti harga pasar global yang diimplementasikan dalam Harga Acuan Batu Bara (HBA) yang dikeluarkan Kementerian ESDM setiap bulannya.
Proses dumping tambang batubara. (Foto: Sigid Kurniawan/Antara)
zoom-in-whitePerbesar
Proses dumping tambang batubara. (Foto: Sigid Kurniawan/Antara)
Untuk HBA November 2018 ditetapkan USD 97,90 per ton. HBA bulan ini melanjutkan tren penurunan sejak tiga bulan terakhir, yaitu Agustus (USD 107,83 per ton), September (USD 104,81 per ton), dan Oktober (USD 100,89 per ton).
ADVERTISEMENT
Namun bila dibandingkan dengan HBA bulan yang sama pada tahun 2017 (year on year) yaitu USD 94,80 per ton, maka HBA November 2018 naik USD 3,10 per ton atau setara 3,16 persen.
"Faktor penurunan HBA bulan ini dipengaruhi pasar global akibat rendahnya konsumsi batu bara di China sehingga berdampak pada ketatnya kebijakan impor batu bara negara tirai bambu tersebut," kata Agung beberapa waktu lalu.