Redam Perang Dagang dengan Duterte, Mayora Bangun Pabrik di Filipina

18 Februari 2019 19:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pelepasan kontainer ekspor yang ke-250.000 di PT Torabika Eka Semesta, Tangerang, Senin (18/2). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pelepasan kontainer ekspor yang ke-250.000 di PT Torabika Eka Semesta, Tangerang, Senin (18/2). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
PT Mayora Indah Tbk akan ekspansi dengan membangun pabrik di Filipina. Aksi korporasi ini dilakukan untuk meredam ancaman perang dagang yang dilakukan Presiden Filipina Rodrigo Duterte terhadap Indonesia.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Mayora, Andre Sukendra Atmadja, mengatakan rencana pembangunan pabrik tersebut juga merupakan salah satu hasil keputusan dari perundingan antara Indonesia dan Filipina.
"Iya, kemarin kan pemerintah Indonesia lakukan perundingan dengan Filipina, dan kita setuju akan melakukan investasi dengan bangun pabrik di sana," kata Andre saat ditemui di Pabrik Mayora, di Cikupa, Tangerang, Banten, Senin (18/2).
Pendirian pabrik di Filipina akan dilakukan secara bertahap. Menurut Andre, peletakan batu pertama pabrik di Filipina akan dilakukan pada hari ulang tahun persahabatan Indonesia dan Filipina yang ke-70 tahun atau pada kuartal ke IV tahun ini.
“Nilai yang dikeluarkan untuk investasi pabrik di Filipina sebesar USD 50 juta - USD 75 juta,” tambahnya.
Dirut PT. Mayora Andre Sukendra Atmadja melakukan pelepasan kontainer ekspor yang ke-250.000 di PT Torabika Eka Semesta, Tangerang, Senin (18/2). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Selain di Filipina, pihaknya juga menargetkan akan melakukan ekspansi ke wilayah Benua Afrika. Alasannya, jumlah penduduk di sana cukup besar dengan masyarakat kelas menengah hingga 400 juta jiwa.
ADVERTISEMENT
Harga produk Mayora yang dinilai terjangkau dengan rasa yang sesuai, diyakininya dapat diterima oleh masyarakat Afrika.
"Terus terang kita sebenarnya sudah ada di Afrika, penjualan sebenarnya sudah ada tapi belum kita fokuskan, mungkin 5 tahun ke depan kita akan fokuskan ke Afrika," jelasnya.
Kontribusi ekspor Mayora terhadap bisnis mencapai 50 persen dari total penjualan. Tahun ini perusahaan dengan kode emiten MYOR menargetkan pendapatan tumbuh 10 persen hingga 11 persen atau bertambah Rp 2,6 triliun dari pendapatan 2018.