Resesi Bisa Ancam Keberlangsungan E-commerce Indonesia

19 September 2019 19:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi e-commerce, salah satu teknologi yang memudahkan perempuan menjalani perannya. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi e-commerce, salah satu teknologi yang memudahkan perempuan menjalani perannya. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira menyinggung keberlanjutan e-commerce di tengah ancaman resesi global. Menurutnya, resesi ekonomi akan berdampak besar bagi e-commerce di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Sebab, Bhima mengungkapkan, mayoritas modal atau suntikan dana untuk e-commerce berasal dari luar negeri mulai dari Jepang, China, sampai Singapura.
“Yang tadi bisa bakar uang dengan promo tanpa habis, bisa jadi kalau terjadi resesi akan berpengaruh ke finansial. Maka suatu saat mereka (investor) oke hold dulu modal. Nah ini bisa mengancam sustainability e-commerce yang ada di Indonesia,” kata Bhima di Balai Kartini, Jakarta, Kamis (19/9).
Bhima tidak menampik adanya promo memang bisa menarik masyarakat untuk memilih e-commerce. Namun, promo itu berasal dari investasi asing yang bisa setiap saat berhenti kalau sudah terjadi resesi.
“Artinya promo dibiayain dari investor, kalau investor trouble di hold, promonya berkurang,” ujar Bhima.
com-Ilustrasi Belanja Online Foto: Shutterstock
Bhima mencontohkan, salah satu e-commerce yang terindikasi bermasalah secara finansial adalah BukaLapak. Meski begitu, ia tidak mau menyimpulkan kondisi yang dialami BukaLapak karena pengaruh resesi. Ia hanya meminta semua pihak termasuk pemerintah agar mewaspadai resesi ekonomi.
ADVERTISEMENT
“Kalau kita bicara bagaimana perkembangan e-commerce dari bantuan investasi asing mau Jepang, China, Eropa, Singapura apa yang terjadi kalau ada resesi ekonomi 2020 atau 2021? Presiden juga sudah mewanti-wanti ke pengusaha kalau ada resesi,” tutur Bhima.
Jokowi memang telah memperingatkan para pengusaha mengenai ancaman resesi. Pernyataan Jokowi itu disampaikan saat membuka secara resmi Musyawarah Nasional (Munas) yang ke-XVI Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) di Hotel Sultan, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (16/9).
"Kemungkinan potensi resesi 1,5 tahun yang akan datang mulai dikalkulasi, dihitung-hitung dan beberapa negara sudah masuk proses resesi ekonomi. Oleh sebab itu kita harus mempersiapkan diri dan kita mampu mengambil peluang yang ada sehinggga menguntungkan negara kita," ungkap Jokowi.
ADVERTISEMENT