Respons Sri Mulyani Atas Penurunan Proyeksi Ekonomi RI oleh IMF

9 Oktober 2018 13:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mentri Keuangan Sri Mulyani di acara Media Forum yang bertemakan Creative and Innovative Financing: Showcasing Indonesia Model di Nusa Dua, Bali, Senin (8/10/2018). (Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Mentri Keuangan Sri Mulyani di acara Media Forum yang bertemakan Creative and Innovative Financing: Showcasing Indonesia Model di Nusa Dua, Bali, Senin (8/10/2018). (Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Pemerintah menanggapi penurunan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang dilakukan Dana Moneter Internasional (IMF). Adapun lembaga keuangan tersebut memproyeksikan ekonomi Indonesia bisa tumbuh 5,1 persen hingga akhir tahun ini, turun dari proyeksi sebelumnya yang sebesar 5,3 persen.
ADVERTISEMENT
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, dengan penurunan proyeksi tersebut diharapkan laju ekspor bisa akan tetap meningkat dan impor bisa menurun. Sementara laju investasi juga diharapkan tetap tumbuh.
"Pasti kami melihat ada pengaruhnya terhadap investasi dan exchange rate, kami harap impor turun, ekspor naik," ujar Sri Mulyani di sela-sela rangkaian acara Annual Meeting IMF-WB, Nusa Dua, Bali, Selasa (9/10).
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu pun menuturkan, penurunan proyeksi ekonomi tersebut dilakukan tentu dengan melihat aspek supply dan demand dalam komponen ekonomi. Dengan adanya kenaikan suku bunga acuan AS dan penguatan dolar AS, hal itu menurutnya akan mempengaruhi perekonomian dari sisi demand.
"Tapi lingkungan yang kita hadapi sekarang dengan adanya kenaikan suku bunga dan nilai tukar, dia sebabkan beberapa aspek dari agregat demand kita terpengaruh," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Dalam laporannya yang dirilis hari ini, Selasa (9/10), IMF menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksi tumbuh sebesar 5,1 persen untuk tahun ini dan 2019.
IMF Wolrd Economic Outlook. (Foto: Nicha Muslimawatikumparan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
IMF Wolrd Economic Outlook. (Foto: Nicha Muslimawatikumparan/kumparan)
Adapun pertumbuhan ekonomi secara agregat untuk negara-negara ASEAN-5 (Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand) diperkirakan tumbuh sebesar 5,3 persen di tahun ini dan turun menjadi 5,2 persen di tahun depan.
“Meskipun kami menurunkan proyeksi karena tight monetary policy di dunia, harga minyak dunia, dan kepastian dagang yang belum jelas, tapi kami lihat pertumbuhan Indonesia masih fairly strong,” kata Chief economist IMF Maurice Obstfeld.
Maurice juga mengatakan, meski ekonomi Indonesia diproyeksi menurun, Indonesia dinilai masih memiliki kesempatan untuk membawa level pertumbuhan ekonomi menjadi lebih konsisten.
“Karena Indonesia memiliki pertumbuhan penduduk. Indonesia akan dapat tax revenue yang banyak, juga dengan investasi di pendidikan, di infrastruktur dan social safety net, ini akan menguntungkan banyak orang,” tambahnnya.
ADVERTISEMENT