Respons Sri Mulyani Soal Eksportir Diminta Bawa Pulang Devisa

27 Juli 2018 20:19 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Keuangan, Sri Mulyani berikan keterangan pers tentang RUU Penerimaan Negara Bukan Pajak di Jakarta, Jumat (27/7). (Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Keuangan, Sri Mulyani berikan keterangan pers tentang RUU Penerimaan Negara Bukan Pajak di Jakarta, Jumat (27/7). (Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)
ADVERTISEMENT
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bersama Bank Indonesia (BI) memastikan, devisa hasil ekspor bakal dibawa pulang ke tanah air (repatriasi). Hal ini dilakukan agar penerimaan devisa hasil ekspor masuk ke kas negara dan mampu memperkuat ekonomi negara. Sri Mulyani mengaku telah berkomunikasi dengan para pelaku usaha atau eksportir mengenai hal ini.
ADVERTISEMENT
"Pemerintah terus berkomunikasi dengan dunia usaha, untuk memahami mereka (eksportir). Kementerian Keuangan terutama kami terus bersiap menggunakan instrumen fiskal, kami dalam rangka merespons kondisi yang ada,” ungkap Sri Mulyani di Gedung Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (27/7).
Menurut Sri Mulyani, sejatinya repatriasi devisa telah dilakukan. Pihaknya terus memonitor dari jumlah, baik yang dikonversikan ke rupiah maupun yang tetap dalam bentuk valas.
Sebab Sri Mulyani menjelaskan, para pengusaha juga tidak dapat mengkonversikan semua valas mereka karena ada beberapa kewajiban yang harus dibayar dalam bentuk valas. Seperti membeli bahan baku (impor) dan membayar utang yang sebagian besar menggunakan valas.
Jokowi melepas ekspor ke Amerika Serikat. (Foto: Antara/Wahyu Putro A)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi melepas ekspor ke Amerika Serikat. (Foto: Antara/Wahyu Putro A)
“Sedangkan kalau kewajibannya dalam Indonesia untuk membayar gaji dan seluruh kebutuhan produksinya maka dicairkan. Sisanya kita berharap juga tetap berada di Indonesia dan bahkan dalam hal ini bisa dikonversi ke rupiah dengan suatu kepastian bahwa mereka akan membutuhkan juga,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Untuk itu menurutnya, pemerintah terus melalukan komunikasi dengan dunia usaha untuk memahami hal ini. Bahkan Sri Mulyani mengklaim pihaknya juga bersiap untuk menggunakan instrumen fiskal dalam rangka merespons kondisi yang ada.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengundang 40 eksportir ke Istana Bogor, Kamis (26/7) kemarin. Dalam pertemuan tersebut Jokowi ingin agar devisahasil ekspor bisa dibawa ke dalam negeri sehingga memperkuat ketahanan ekonomi Indonesia. Harapannya hal tersebut juga dapat membantu menguatkan nilai rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.