Revitalisasi Kilang Balikpapan, Pertamina Jajaki Utang Rp 21,3 T

4 Juli 2019 8:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penandatanganan Framework Agreement oleh Direktur Keuangan Pertamina, Pahala N. Mansury dan CEO Eximbank (Kexim), Eun Sung-Soo di sela-sela pertemuan 2019 Pertnership Forum-Oil and Gas Downstream Indonesia, di Seoul, Korea Selatan, Selasa (2/7). Foto: Dok. Pertamina
zoom-in-whitePerbesar
Penandatanganan Framework Agreement oleh Direktur Keuangan Pertamina, Pahala N. Mansury dan CEO Eximbank (Kexim), Eun Sung-Soo di sela-sela pertemuan 2019 Pertnership Forum-Oil and Gas Downstream Indonesia, di Seoul, Korea Selatan, Selasa (2/7). Foto: Dok. Pertamina
ADVERTISEMENT
PT Pertamina (Persero) dan Eximbank Korea Selatan sepakat menandatangani Framework Agreement (FA) atau penjajakan utang senilai USD 1,5 miliar atau sekitar Rp 21,3 triliun (kurs Rp 14.000).
ADVERTISEMENT
Utang ini bakal digunakan untuk mendukung proyek-proyek Pertamina, di antaranya modernisasi dan pembangunan kilang yang dikenal dengan Proyek Refinery Development Masterplan Program (RDMP) dan New Grass Root Refinery (NGRR).
Penandatanganan FA dilakukan oleh Direktur Keuangan Pertamina, Pahala N. Mansury dan CEO Eximbank (Kexim), Eun Sung-Soo, di sela-sela pertemuan 2019 Partnership Forum-Oil and Gas Downstream Indonesia, di Seoul, Korea Selatan, Selasa (2/7).
Acara ini disaksikan Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia (MP2), Ignatius Tallulembang dan Direktur Infrastuktur Tambang dan Energi, Kemenko Kemaritiman, Yohannes Yudi Prabangkara.
VP Corporate Communication Pertamina, Fajriyah Usman, mengatakan inisiasi kerja sama ini merupakan tindak lanjut dari kerja sama yang telah dibangun sebelumnya dengan beberapa mitra dari Korea Selatan seperti Hyundai dan SK yang tergabung dalam Joint Operation (JO) pekerjaan EPC RDMP Balikapan.
ADVERTISEMENT
"Dengan adanya framework agreement ini diharapkan akan semakin mempermudah kerja sama yang melibatkan mitra potensial lain dari Korea Selatan, terutama dalam proyek RDMP Balikpapan," ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (4/7).
Kerja sama ini, lanjut Fajriyah, akan sangat bermanfaat bagi kedua belah pihak dan Pertamina semakin berkomitmen untuk menjamin availability, accessibility, dan affordability energi nasional atau dalam konteks ini energi untuk perekonomian Indonesia.
"Kerja sama yang erat antara Pertamina dengan berbagai mitra pembiayaan dari Korea Selatan akan semakin memperkuat pelaksanaan proyek RDMP Balikpapan sesuai dengan target yang ditetapkan," imbuhnya.
Revitalisasi di Kilang Balikpapan memang membutuhkan dana besar. Total nilai proyek mencapai Rp 57,8 triliun dengan menggaet beberapa kontraktor yakni terdiri dari konsorsium SK Engineering & Construction Co. Ltd., Hyundai Engineering Co. Ltd., PT Rekayasa Industri dan PT PP (Persero) Tbk.
Kilang Pertamina, Balikpapan. Foto: Antara
Dengan revitalisasi ini, kapasitas kilang bakal bertambah dari sebelumnya 260 ribu barel per hari menjadi 360 ribu barel per hari. Adapun BBM yang diproduksi adalah BBM setara Euro V.
ADVERTISEMENT
Sebagai kelanjutan dari penandatangan kerja sama tersebut, pemerintah Indonesia dan Korea melalui Pertamina dan Kexim juga menggelar acara Vendor Day pada tanggal 2-3 Juli 2019.
Kegiatan yang menggandeng pelaku usaha bidang konstruksi dari Indonesia & Korea ini berhasil menarik sekitar 250 orang dari 38 perusahaan Indonesia dan 60 perusahaan Korea. Dari kegiatan ini diharapkan ada kolaborasi antara vendor dari kedua negara.
Dengan mempertemukan pelaku usaha dari kedua belah pihak, Pertamina juga berharap akan mendukung program Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) Pemerintah dalam pengembangan project RDMP Balikpapan.