Revitalisasi Pabrik Gula, PTPN III Anggarkan Rp 23 T

5 Juni 2018 9:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Perkebunan PTPN III (Foto: PTPNIII.co.id)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Perkebunan PTPN III (Foto: PTPNIII.co.id)
ADVERTISEMENT
Induk Holding BUMN Perkebunan, PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III mencatatkan penurunan produksi gula kristal putih (GKP). Pada 2017, produksi GKP hanya berjumlah 2,09 juta ton, turun 7% dibanding tahun sebelumnya.
ADVERTISEMENT
“Tahun 2017 produksi gula 2,09 juta ton, sedangkan tahun sebelumnya sekitar 2,25 juta ton. Turun sedikit,” ungkap Direktur Utama PTPN III Dolly P Pulungan kepada kumparan, Selasa (5/6).
Namun untuk tahun ini, Dolly mengatakan pihaknya kembali menargetkan kenaikan produksi GKP menjadi 2,2 juta ton.
Untuk mencapai target tersebut, Dolly mengatakan saat ini perseroan tengah fokus untuk menutup pabrik gula lama yang tidak produktif dan membangun pabrik gula baru yang lebih besar dengan kemampuan produksi yang lebih tinggi. Total dana yang dianggarkan untuk revitalisasi pabrik gula mencapai Rp 23 triliun dalam kurun waktu hingga 2022.
“Tahun ini revitalisasi pakai uang Rp 6,6 triliun itu untuk di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Tahun depan ada lagi terus sampai 2022, total Rp 23 triliun,” ujar Dolly.
ADVERTISEMENT
Dari 46 pabrik gula yang dimiliki PTPN, holding akan mengurangi hingga tersisa 36 pabrik gula. Hingga saat ini Dolly mengaku telah menutup sebanyak 7 pabrik gula. Namun Dolly memastikan bahwa pabrik-pabrik yang tersisa nantinya dapat memproduksi GKP dalam skala yang lebih besar sehingga petani tebu tidak perlu khawatir.
“Nantinya kapasitas per pabrik rata-rata 6.000 tcd. Sehingga total bisa produksi 226.000 tdc. Naik dari yang sekarang 126.000 tdc,” ujarnya.
Dengan kapasitas produksi yang ditargetkan semakin bertambah, Dolly berharap pada tahun 2022 harga eceran tertinggi untuk GKP dapat ditekan.
“4 tahun nanti sesuai target, tahun 2022, harga gula kita Rp 7.500 per kg. Sekarang mulai turun ya, dari Rp 10.500 ke Rp 9.700 nanti ke Rp 9.000 per kg,” tutupnya.
ADVERTISEMENT