RI Bangun Pabrik Baterai untuk Mobil Listrik di Morowali Mulai 2019

29 November 2018 16:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penutupan Our Ocean Conference 2018 oleh Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan, Nusa Dua Bali, (30/10/2018). (Foto: Abil Achmad Akbar/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Penutupan Our Ocean Conference 2018 oleh Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan, Nusa Dua Bali, (30/10/2018). (Foto: Abil Achmad Akbar/kumparan)
ADVERTISEMENT
Proyek pengembangan kendaraan listrik terus digarap pemerintah. Dalam waktu dekat, Indonesia bakal membangun pabrik baterai lithium di Morowali, Sulawesi Tengah, untuk mendukung kendaraan listrik di dalam negeri.
ADVERTISEMENT
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan kerja sama ini akan dilakukan bersama beberapa perusahaan dalam negeri dengan beberapa dari negara lain. Investasi yang dibutuhkan mencapai USD 4,3 miliar atau sekitar Rp 62,3 triliun (kurs Rp 14.500).
"Total kira-kira USD 4,3 miliar. USD 700 juta itu investasi awal mereka. Karena kan macam-macam baterainya. Kita bakal groundbreaking 11 Januari 2019," kata Luhut usai rapat dengan para Wakil Ketua DPR RI di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (28/11).
Negara-negara yang terlibat dalam proyek tersebut antara lain China, Jepang dan Korea Selatan. Namun Luhut menegaskan Indonesia tidak bergantung pada mereka semua.
Menurut dia, kerja sama pembangunan pabrik baterai listrik tersebut bisa menjadi awal mula terbangunnya industri baterai listrik pertama di dunia. Jika proyek ini berkembang, kendaraan listrik juga akan bergerak. Apalagi, Indonesia memiliki bahan baku untuk memproduksi baterai lithium dengan menggunakan nikel.
ADVERTISEMENT
"Nikel kita produksinya 3 besar dunia. Sementara cobalt (pasokannya) tinggal 8 persen. Kita harus jadi leading," ucapnya.
Jokowi jajal motor listrik Gesits di Kompleks Istana Merdeka. (Foto: Dok. Biro Pers Setpres)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi jajal motor listrik Gesits di Kompleks Istana Merdeka. (Foto: Dok. Biro Pers Setpres)
Saat ini, kata dia, motor listrik yang ada di Indonesia masih menggunakan baterai dengan teknologi lama dan harus diimpor. Sementara dari proyek di Morowali ini, teknologinya diklaim akan lebih baik. Pembangunan pabriknya sendiri akan berjalan dua tahun ke depan.
"Baterainya buatan Morowali. Sekarang kan masih pakai baterai yang lama, boleh. Tapi kan dalam dua tahun ini sudah bangun, selesai. Nanti kita lihat, kalau pakai teknologi ini pasti cost-nya lebih murah, lebih ringan," ucap dia.
Jika biaya produksi lebih murah, kata dia, harga motor listrik pun bisa lebih rendah. Tak hanya produksi baterai untuk motor listrik, di pabrik ini, baterei untuk mobil listrik juga bakal diproduksi secara paralel meski Peraturan Presiden tentang Kendaraan Berlistrik belum juga ditandatangani Presiden Joko Widodo.
ADVERTISEMENT
"Udah, paralel dengan mobil. Perpres kan bisa dibuat sebentar," jelasnya.