RI Harus Tinggalkan CPO dan Batu Bara Agar Tumbuh di Atas 6 Persen

22 Januari 2019 16:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapal tongkang pengangkut batu bara melintas di Sungai Musi. (Foto: ANTARA FOTO/Nova Wahyudi)
zoom-in-whitePerbesar
Kapal tongkang pengangkut batu bara melintas di Sungai Musi. (Foto: ANTARA FOTO/Nova Wahyudi)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sektor komoditas seperti minyak kelapa sawit (CPO), karet hingga batu bara tak bisa lagi menjadi andalan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depannya. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro mengatakan ekonomi Indonesia tak bakal banyak berubah atau bahkan terperosok di bawah 5 persen jika terus menggantungkan pada sektor komoditas.
ADVERTISEMENT
“Jika kita tetap berpegang teguh pada ekonomi komoditas ini, bisa tergelincir ke 4,8-4,5 persen,” katanya di Hotel Mulia Senayan, Jakarta, Selasa (22/1).
Berkaitan itu, Bambang menyebut sektor manufaktur perlu menjadi perhatian lebih agar ekonomi RI terkerek naik.
Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro.  (Foto: Nicha Muslimawati/kumparan )
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro. (Foto: Nicha Muslimawati/kumparan )
"Kita perlu beralih ke manufaktur bernilai tambah. Jika kita dapat tumbuh 6 persen dari sekarang hingga tahun 2040, kita akan menjadi negara maju berpenghasilan tinggi," sambungnya.
Bambang menuturkan, pengembangan manufaktur itu juga perlu ditopang dengan pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang adaptif terhadap kemajuan teknologi.
Lebih lanjut, Ia menegaskan agar momentum bonus demografi perlu disikapi bijak untuk memperbaiki ekonomi Indonesia.
“Pembangunan manusia adalah prioritas terkait dengan sains dan teknologi. Pekerjaan yang manual, rutin atau kognitif akan diganti. Di masa depan, Indonesia akan memiliki e-commerce yang berubah menjadi e-system,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT