RI Ingin Jadi Inisiator Gabungkan Produk Syariah Wakaf dan Sukuk

13 September 2018 18:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Bank Indonesia. (Foto: AFP/Adek Berry)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bank Indonesia. (Foto: AFP/Adek Berry)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bank Indonesia (BI) tengah menggodok produk syariah yang bakal menggabungkan wakaf dan sukuk untuk pertama kalinya di dunia. Rancangan itu diwacanakan akan disampaikan di acara pertemuan tahunan International Monetary Fund (IMF)-World Bank di Bali pada Oktober 2018.
ADVERTISEMENT
Kepala Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah (DEKS) BI, Anwar Basori, mengatakan pengelolaan wakaf ini dalam rangka mengoptimalkan Islamic Social Finance atau keuangan sosial syariah yang ada di Indonesia.
Nantinya, dana para pewakaf akan diolah menjadi sukuk yang kemudian hasil dari perolehan sukuk tersebut digunakan untuk membangun fasilitas-fasilitas umum untuk mendukung produktivitas.
"Itu dana sosial untuk membangun hal-hal yang sifatnya sosial, misalnya kaya zam zam tower di Makkah. Di Singapura dan Kuwait juga ada, tapi masih parsial pengelolaannya. Kami akan menggodok agar ada salah satu produk pengubung wakaf dengan sukuk," ujar Anwar di Gedung BI, Jakarta, Kamis (13/9).
Manfaat lain yang bisa didapat ketika produk syariah itu dijalankan, kata Anwar, adalah ongkos produksi juga bisa ditekan. Dia mencontohkan pembangunan dengan menggunakan tanah wakaf, sehingga biaya untuk membeli tanahnya lebih murah.
ADVERTISEMENT
"Bisa saja tanahnya dipakai untuk pembangunan produksi yang dananya akan disalurkan ke masjid dan lain-lain," lanjutnya.
Namun, Anwar tak menampik jika tantangan ke depan masih panjang. Utamanya, soal kepercayaan bagi calon pewakaf untuk mempercayakan kepada lembaga khusus yang akan diberi wewenang mengelola dana wakaf.
"Dan kalo wakaf harus 100 persen return, enggak boleh rugi, jadi kami harus memastikan keamanan proyeknya," katanya.
Kendati demikian, Anwar mengatakan jika momentum pertemuan tahunan IMF-World Bank di Bali yang bakal menghadirkan sebanyak 13.000 orang dari 189 negara di dunia dengan delegasi akan digunakan sebaik-baiknya sebagai pematangan konsep penggabungan wakaf dan sukuk itu.
"Jadi memang harapannya kalau memang ini terjadi deal, jadi kita meyakinkan projectnya secure," pungkas Anwar.
ADVERTISEMENT