RI Masih Jauh dari Krisis Seperti Venezuela

7 September 2018 8:21 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga Venezuela menerima makanan dari volunter. (Foto: CRIS BOURONCLE / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Warga Venezuela menerima makanan dari volunter. (Foto: CRIS BOURONCLE / AFP)
ADVERTISEMENT
Nilai tukar rupiah terus dihantam dolar Amerika Serikat (AS) dalam beberapa hari ini. Dolar AS bahkan nyaris menyentuh level Rp 15.000. Namun, perlahan dolar AS mulai melunak setelah Bank Indonesia (BI) melakukan intervensi, baik di pasar valuta asing (valas) melalui cadangan devisa maupun pasar Surat Berharga Negara (SBN).
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data perdagangan Reuters, kemarin dolar AS sempat melemah ke level terendahnya di Rp 14.800.
Lantas, apakah situasi ekonomi Indonesia saat ini berpotensi krisis seperti Venezuela?
Pengamat Ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira mengatakan, saat ini fundamental ekonomi Indonesia masih cukup bagus.
"Dari kesiapan Indonesia menghadapi krisis terlihat dengan perbaikan rating utang yang signifikan. Tahun 1998 rating Fitch anjlok hingga B- dengan outlook negatif. Tahun 2018 per September, Fitch memberikan rating utang BBB dengan outlook stabil," ucapnya kepada kumparan, Jumat (7/9).
Kondisi Bundaran Hotel Indonesia. (Foto: Aria Pradana/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi Bundaran Hotel Indonesia. (Foto: Aria Pradana/kumparan)
Meski demikian, Bhima menekankan, agar pelemahan rupiah tidak semakin terpuruk harus dilakukan berbagai cara di antaranya dengan mengambil Devisa Hasil Ekspor (DHE) yang disimpan eksportir di bank luar negeri agar ditarik dan dipulangkan ke Indonesia. Menurutnya, cara ini akan membuat rupiah jauh lebih baik.
ADVERTISEMENT
"Devisa hasil ekspor selama ini banyak diparkir di bank luar negeri dengan berbagai alasan. Kalau DHE-nya ditarik pulang ke Indonesia efeknya akan signifikan memperkuat rupiah. DHE yang masuk sifatnya ke nett capital inflow masuk ke likuiditas perbankan. Bank juga bisa gunakan DHE untuk salurkan pembiayaan lebih besar ke sektor riil," lanjutnya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Economic Action Indonesia Ronny P Sasmita menilai, kondisi ekonomi Indonesia masih jauh lebih baik dibanding Venezuela. Selain itu, ia juga menegaskan masih sangat jauh jika dibandingkan dengan krisis yang terjadi di Venezuela.
"Banking system kita juga masih sangat bagus. Untungnya, fundamental ekonomi secara keseluruhan masih bagus, terutama inflasi yang masih terjaga, sehingga depresiasi tidak langsung terkait dengan inflasi dan daya beli," pungkasnya.
ADVERTISEMENT