RI Permudah Impor Pisang dari Filipina, Duterte Melunak

4 April 2019 9:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
 Presiden Filipina Rodrigo Duterte Foto: AFP/Ted Aljibe
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Filipina Rodrigo Duterte Foto: AFP/Ted Aljibe
ADVERTISEMENT
Hubungan dagang Indonesia-Filipina terlihat mulai membaik setelah kedua negara mengadakan pertemuan bilateral pada Senin (1/4). Sebelumnya, Pemerintah Filipina yang dipimpin Presiden Rodrigo Duterte mengancam akan mempersulit ekspor minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) dan kopi saset Indonesia ke negaranya.
ADVERTISEMENT
Dalam pertemuan antara Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dengan Menteri Perdagangan dan Industri Filipina Ramon M Lopez, dan Menteri Pertanian Filipina Emmanuel Pinol di Manila, Filipina, terungkap beberapa kesepakatan untuk meredam ancaman perang dagang ini. Salah satunya, Indonesia harus mengimpor pisang cavendish dari Filipina.
"Pemerintah Indonesia telah memenuhi komitmen mengatasi hal-hal yang menjadi perhatian Filipina di sektor pertanian, di antaranya mencabut penerapan bea masuk anti-dumping untuk pisang Cavendish, serta mengeluarkan pengakuan beberapa wilayah di Filipina sebagai area bebas hama untuk pisang," demikian kata Enggar dalam keterangan tertulis.
Ihwal keinginan pemerintahan Duterte agar Indonesia mau membeli pisang canvendish Filipina sebenarnya sudah lama tersiar. Kepada media lokal di sana, Menteri Pertanian Filipina Manny Pinol memang ingin Indonesia membeli pisang dari negaranya, beserta bawang merah.
ADVERTISEMENT
Usulan Pinol kala itu mempertimbangkan keuntungan bagi negaranya dari sektor pertanian. Sebab, selama ini CPO dan kopi saset Indonesia yang mendominasi di Filipina membuat neraca perdagangan mereka defisit.
Pinol mencatat bahwa Indonesia mengekspor produk pertanian terutama minyak sawit senilai USD 1 miliar ke Filipina. Sedangkan produk pertanian Filipina yang diekspor ke Indonesia sangat sedikit, hanya USD 50 juta. Pemerintah Filipina sendiri disebutkan sudah berbicara dengan pemerintah Indonesia pada bulan Desember 2018 lalu.
Ekonom INDEF Bhima Yudhistira berpendapat, langkah untuk membuka keran impor pisang cavendis merupakan salah satu opsi yang pas untuk meredam ancaman perang dagang Duterte. Menurutnya, kedatangan pisang dari Filipina tidak akan menggangu harga jual pisang lokal.
ADVERTISEMENT
"Sudah pas (rencana Kementerian Perdagangan bakal buka impor pisang Filipina). Enggak akan ganggu karena harga pisang lokal lebih bersaing," kata dia kepada kumparan.
Mengutip data Statistik Pertanian Kementerian Pertanian 2018, produksi pisang Indonesia sepanjang 2017 mencapai 7,16 juta ton. Angka ini naik 2,22 persen dibandingkan produksi 2016 sebanyak 7,00 juta ton.
Selama lima tahun atau dari 2013-2017, produksi pisang nasional fluktuatif. Pada 2013 produksinya mencapai 6,27 juta ton. Setahun berikutnya atau pada 2014 naik tipis menjadi 6,86 juta ton. Lalu pada 2015 naik cukup lumayan menjadi 7,29 juta ton.
Selain mengimpor pisang cavendish, dalam pertemuan Senin (1.4) lalu, syarat lain yang diajukan pemerintahan Duterte dan telah disetujui Indonesia yaitu memperluas pasar ekspor kedua negara, reaktivasi Joint Working Group, dan PT Mayora Indah Tbk membeli kelapa dan produk turunannya dari perusahaan Filipina.
ADVERTISEMENT