RI Sepakati Perjanjian Dagang dengan Australia, Apa Manfaatnya?

2 September 2018 9:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo terima kedatangan PM Australia Scott Morrison di Istana Bogor, Jumat (31/8/2018). (Foto: AFP/Sonny Tumbelaka)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo terima kedatangan PM Australia Scott Morrison di Istana Bogor, Jumat (31/8/2018). (Foto: AFP/Sonny Tumbelaka)
ADVERTISEMENT
Perjanjian kemitraan komprehensif Indonesian dan Australia atau Indonesia Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) akhirnya rampung. Kedua pihak sepakat melakukan penandatanganan perjanjian pada November 2018 nanti. Saat ini, kedua pihak sedang menyelesaikan bahasa hukum dari isi perjanjian. Melalui perjanjian dagang ini, diharapkan akan membawa hubungan kedua negara ke tingkat yang lebih tinggi.
ADVERTISEMENT
“Penyelesaian IA-CEPA ini merupakan tonggak sejarah baru dalam hubungan ekonomi Indonesia – Australia. IA-CEPA bukanlah Free Trade Agreement (FTA) biasa tetapi sebuah kemitraan komprehensif kedua negara di bidang perdagangan barang, jasa, investasi, serta kerja sama ekonomi. Biasanya FTA hanya menegosiasikan akses pasar tetapi CEPA dengan Australia ini mencakup juga kerja sama bagaimana kedua negara dapat tumbuh bersama memanfaatkan kekuatan masing-masing dan menciptakan kekuatan ekonomi baru di kawasan,” ungkap Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dalam keterangan tertulis, Minggu (2/9).
Enggar menambahkan, IA-CEPA merupakan momentum untuk menunjukan kepada dunia bahwa arah kebijakan ekonomi dan perdagangan Indonesia adalah terbuka. “Melalui IA-CEPA, Indonesia ingin menjadi bagian dari rantai nilai global, sehingga dapat bersaing dengan negara lain di kawasan yang telah memiliki FTA yang lebih banyak dibandingkan Indonesia,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Keakraban Presiden Jokowi dan Scott Morrison Perdana Menteri Australia di Kebun Raya Bogor, Jumat (31/8/18). (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Keakraban Presiden Jokowi dan Scott Morrison Perdana Menteri Australia di Kebun Raya Bogor, Jumat (31/8/18). (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
Lebih lanjut Enggar menyatakan bahwa di tengah-tengah situasi ekonomi global yang tidak menentu dan kebijakan proteksi di beberapa negara, perjanjian dagang seperti IA-CEPA ini diharapkan mendorong daya saing Indonesia sehingga dapat berkompetisi secara global.
Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kemendag, Iman Pambagyo, menambahkan bahwa IA-CEPA memiliki beberapa keuntungan bagi Indonesia. Dalam hal perdagangan barang, ekspor Indonesia akan meningkat ke Australia, karena Australia telah memberikan komitmen untuk mengeliminasi bea masuk impor untuk seluruh pos tarifnya menjadi 0 persen.
Beberapa produk Indonesia yang berpotensi untuk ditingkatkan ekspornya antara lain produk otomotif (khususnya mobil listrik dan hybrid), kayu dan turunannya termasuk furnitur, tekstil dan produk tekstil, ban, alat komunikasi, obat-obatan, permesinan, dan peralatan elektronik. Sementara itu, untuk sektor industri atau manufaktur, Indonesia dapat mengakses bahan baku dasar atau penolong produksi yang lebih murah dan berkualitas untuk kemudian diekspor ke negara ketiga.
ADVERTISEMENT
“Salah satu fokus kemitraan di bawah IA-CEPA adalah di sektor pendidikan dan kesehatan. Kemitraan kedua negara diharapkan mendorong peningkatan kualitas, daya saing, maupun pelayanan melalui investasi Australia di kedua sektor ini. Selain itu sesuai arahan Presiden Joko Widodo, fokus dari kabinet ini adalah meningkatkan ketrampilan tenaga kerja Indonesia sehingga mendukung proses industrialisasi, dalam hal ini kedua negara bermitra dalam hal pengembangan sekolah kejuruan di Indonesia,” ujar Iman.
Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita, di Gedung MICC, Medan. (Foto: Ade Nurhaliza)
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita, di Gedung MICC, Medan. (Foto: Ade Nurhaliza)
Salah satu contoh kemitraan dalam pendidikan kejuruan adalah pekerja Indonesia diberikan kesempatan untuk mengikuti program magang khusus. Hal ini dibuat berdasarkan kebutuhan sektor industri dan ekonomi Indonesia yang berkaitan langsung dengan investasi Australia di sektor pendidikan kejuruan. Terdapat juga program pertukaran tenaga kerja antar perusahaan kedua negara agar terjadi transfer knowledge.
ADVERTISEMENT
“Melalui IA-CEPA ini terdapat program peningkatan standar profesi Indonesia yang akan dimulai dengan pengakuan bersama di sektor engineering, kesehatan, dan pendidikan. Nantinya standar dan kompetensi tenaga kerja Indonesia akan terus meningkat dan bertaraf internasional serta berdaya saing sehingga dapat menyuplai kebutuhan pasar tenaga kerja gobal,” jelas Iman.
Untuk memastikan manfaat IA-CEPA agar bisa dinikmati oleh pelaku usaha secara maksimal, maka kedua negara akan membuat program kerja sama (economic cooperation) guna meningkatkan kapasitas dan daya saing Indonesia khususnya di bidang pangan, hortikultura, industri kreatif, pariwisata, dan kesehatan.
Kerja sama ekonomi ini terbagi dalam jangka pendek, menengah, dan panjang. Setelah penandatangan IA-CEPA ini proses selanjutnya adalah legal scrubing untuk memastikan konsistensi hukum dan penerjemahan (bahasa Inggris dan Indonesia). Setelah kedua proses tersebut selesai maka tahapan selanjutnya adalah melalui proses domestik (ratifikasi) di kedua negara, barulah perjanjian IA CEPA dapat berlaku secara resmi.
ADVERTISEMENT