RI Terancam Kebanjiran Ayam Impor dari Brasil, BUMN Ini Tak Khawatir

14 Agustus 2019 13:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana kandang ayam Research Japfa Comfeed Indonesia Tbk di Mojokerto, Jawa Timur. Foto: Abdul Latif/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana kandang ayam Research Japfa Comfeed Indonesia Tbk di Mojokerto, Jawa Timur. Foto: Abdul Latif/kumparan
ADVERTISEMENT
Daging ayam Brasil dalam waktu dekat bisa saja membanjiri pasar Indonesia. Alasannya, WTO memenangkan gugatan yang diajukan Brasil soal impor ayam kepada Indonesia.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama PT Berdikari (Persero) Eko Taufik Wibowo mengatakan keputusan WTO sangat berdampak kepada pelaku usaha peternakan ayam di Indonesia. Meski demikian, dia menyatakan siap bersaing dan tak khawatir dengan serbuan daging ayam asal Brasil.
"Kalau kita bicara pengaruh, pengaruh. Tapi kan proses impornya enggak langsung tahun ini ya. Itu pun masih akan dikaji karena enggak semudah itu ayam Brasil masuk mungkin dia masuknya pun dalam bentuk enggak ayam utuh, dalam bentuk sayap, atau apa, mesti sertifikasi pula," ujar Eko ketika ditemui di Gedung BUMN, Jakarta, Rabu (14/8).
Tak hanya itu, kata dia, masyarakat Indonesia juga masih memiliki kecenderungan sensitivitas terhadap ayam yang bukan lokal.
"Apalagi masyarakat kita kan sensitif dari sisi kehalalannya dan rasa," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Dibukanya keran impor daging ayam Brasil ini, menurutnya justru bisa menjadi titik balik agar industri peternakan Indonesia bisa lebih sportif. Sebab, industri lokal bisa makin kompetitif dan berbenah soal kualitas.
Direktur Utama PT Berdikari (Persero) Eko Taufik Wibowo dalam Ngopi BUMN di Gedung Sinergy Lounge BUMN, Jakarta, Rabu (14/8). Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
"Nanti akan ada efisiensi (industri peternakan), paling enggak bersaing dengan Brasil. Kalau bisa bersaing sama aja, mungkin importir mikir juga kan. Dia boleh masuk, tapi kan ada itung-itungan bisnisnya juga kan, kalau importir masuk ke sini kan untuk misalnya ada pasar sendiri nekan kan," papar dia.
Adapun Berdikari saat ini mengembangkan bisnis peternakan ayam terintegrasi, yaitu memiliki 2 farm GPS (grand parent stock) di Tasikmalaya sejumlah 54 ribu ekor GPS dan Pasuruan sejumlah 36 ribu GPS. Rata-rata produksi farm GPS perbulan adalah sekitar 120 ribu ekor DOC Parent Stock (PS).
ADVERTISEMENT
Selain itu, Berdikari memiliki 2 farm Parent Stock (PS) yang terletak di Sukabumi dan Medan dengan populasi masing-masing farm sekitar 25 ribu ekor.
Tahun ini perusahaan juga telah memproduksi DOC Final Stock di Farm Sukabumi. Perseroan lantas berencana untuk menambah farm PS yang berlokasi di Ciamis dengan kapasitas populasi sekitar 70 ribu ekor ayam. Dari ketiga farm PS tersebut target produksi FS perbulan ini diperkirakan mencapai sekitar 320 ribu ekor.