RI Utang Rp 706,8 Miliar ke Bank Dunia untuk Pengelolaan Perkotaan

13 Juni 2019 9:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kantor Pusat Bank Dunia (World Bank). Foto: Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Kantor Pusat Bank Dunia (World Bank). Foto: Reuters
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bank Dunia mendukung rencana pemerintah meningkatkan kualitas manajemen perkotaan di Indonesia. Demi mencapai hal itu, Bank Dunia meminjamkan dana USD 49,6 juta atau sekitar Rp 706,8 miliar (kurs Rp 14.250).
ADVERTISEMENT
Pinjaman itu dipakai untuk meningkatkan kapasitas berbagai kota agar memiliki manajemen dan perencanaan terintegrasi yang lebih baik. Tujuannya agar kualitas hidup di perkotaan semakin meningkat.
"Proyek ini akan menjadikan pembiayaan infrastrukur lebih efektif di mana kota-kota menjadi lebih layak untuk ditinggali dan produktif,โ€ ujar Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor Leste Rodrigo A Chaves dalam keterangannya, Kamis (13/6).
Program yang disebut National Urban Development Project (NUDP) tersebut siap membantu sektor transportasi, perumahan, strategi ekonomi, dan lingkungan. Diharapkan sebanyak 12,5 juta orang Indonesia di 13 kota akan mendapat hasil positif.
Pinjaman tersebut juga telah disetujui Dewan Direktur Eksekutif Bank Dunia di Washington DC, AS.
Sementara itu, Badan Perencanaan Pengembangan Nasional (Bappenas) berkata NUDP bisa membantu kesejahteraan masyarakat Indonesia di perkotaan.
ADVERTISEMENT
"Membantu pemerintah kota mengintegrasikan perencanaan spasial dengan investasi modal akan membantu kota-kota menjadi pendorong kesejahteraan penduduk daerah perkotaan yang tumbuh dengan cepat di Indonesia,โ€ kata Rudy Prawiradinata, Deputi Bidang Pengembangan Regional.
Kantor Pusat Bank Dunia (World Bank). Foto: Reuters
Selain itu, berbagai instansi terkait perkotaan juga akan mendapat manfaat berkat perbaikan kapasitas manajemen keuangan dan perencanaan perkotaan.
Chaves menilai, pinjaman tersebut bisa membantu Indonesia untuk mengurangi dampak perubahan iklim. Dia pun berharap, Bank Dunia lewat NUDP bisa membuat investasi menjadi lebih efisien sekaligus mengurangi bahaya terkait iklim yang mengancam Indonesia.
"Indonesia sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim yang merugikan. Proyek ini akan memperbaiki hubungan antara perencanaan perkotaan dan pengembangan infrastruktur, untuk membuat investasi menjadi lebih efisien dan mengurangi kerentanan terhadap bahaya terkait iklim," jelas Chaves.
ADVERTISEMENT
Bank Dunia turut menyorot fakta Indonesia merupakan negara yang memiliki urbanisasi terbesar di dunia. Data PBB menunjukan populasi perkotaan Indonesia meningkat hampir 59 juta orang pada 2010-2018.
Rodrigo A. Chaves Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan
Saat ini, 137 juta orang tinggal di kota-kota di Indonesia atau 54 persen dari populasi yang ada. Hingga tahun 2025, angka ini diperkirakan meningkat menjadi 68 persen dari populasi.
Lebih lanjut, kesenjangan yang terus menerus pada infrastruktur dan masih sedikitnya perhatian terkait prioritas spasial dalam investasi infrastruktur, membuat Indonesia belum mendapatkan manfaat penuh dari berbagai dampak positif urbanisasi.
Proyek NUDP pun juga diharapkan membantu kapasitas manajemen keuangan dan perencanaan perkotaan, serta integrasi yang lebih baik antara perencanaan pembangunan sosio-ekonomi dan spasial.