Rini: Dana Pinjaman KA Cepat Rp 2,28 T untuk Bayar Kontraktor

2 Mei 2018 14:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. (Foto: Antara/Aprillio Akbar)
zoom-in-whitePerbesar
Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. (Foto: Antara/Aprillio Akbar)
ADVERTISEMENT
China Development Bank (CDB) telah mencairkan dana pinjaman tahap pertama untuk pembangunan kereta api cepat Jakarta-Bandung. Pinjaman yang sudah cair jumlahnya mencapai USD 170 juta atau setara Rp 2,28 triliun.
ADVERTISEMENT
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengatakan pencairan pertama dana dari CDB tersebut akan digunakan untuk membayar kontraktor agar pembangunan proyek KA Cepat Jakarta-Bandung bisa terus berjalan.
"Kami memang hati-hati betul kalau pinjaman, enggak mau narik kalau enggak butuh. Jadi yang kemarin pertama tarik USD 170 juta. Untuk membayar uang muka kontraktor dari China maupun kontraktor Indonesia," kata Rini usai meninjau lokasi kereta cepat Jakarta-Bandung di Kawasan Halim, Rabu (2/5).
Sebelumnya, pinjaman tahap pertama untuk menggarap proses kereta cepat Jakarta-Bandung ini sebesar USD 1 miliar atau sekitar Rp 13,5 triliun (kurs Rp 13.500). Rini menyebutkan, penarikan dana pinjaman dari CDB masih akan dilakukan secara bertahap.
"Pada dasarnya ini akan terus kami tarik ya. Memang targetnya 2-3 bulan ini akan menarik USD 1 miliar. Tapi bertahap supaya kita belum apa-apa sudah bayar bunga," katanya.
ADVERTISEMENT
Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. (Foto: Antara/Aprillio Akbar)
zoom-in-whitePerbesar
Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. (Foto: Antara/Aprillio Akbar)
Setelah beroperasi, kereta cepat sepanjang 143 km tersebut akan mempersingkat waktu tempuh Jakarta-Bandung menjadi sekitar 40 menit. Kereta cepet Jakarta-Bandung akan memiliki kecepatan 350 km per jam.
Kereta ini akan dilengkapi empat stasiun, yakni Stasiun Halim, Stasiun Karawang, Stasiun Walini dan Stasiun Tegalluar. Percepatan pembangunan proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung menghadirkan optimisme pertumbuhan moda transportasi modern.
Selain bertindak sebagai kontraktor, WIKA turut berperan sebagai pemegang saham pada PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) sebesar 38%, sementara PT Kereta Api Indonesia (Persero) (KAI) sebesar 25%, PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII 25%, dan PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) sebesar 12%.
PSBI bersama Beijing Yawan HSR Co. Ltd masing-masing memiliki 60% dan 40% saham di PT. Kereta Cepat Indonesia China (KCIC).
ADVERTISEMENT