Rini Kritik BUMN yang Enggan Rekrut Lulusan D3

20 Mei 2018 18:33 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rini Soemarno (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Rini Soemarno (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
ADVERTISEMENT
Menteri BUMN Rini Soemarno mengkritik perusahaan negara yang kebanyakan hanya mau merekrut lulusan S1 dan S2. Selain itu, dari segi usia pun dibatasi 25 tahun.
ADVERTISEMENT
“Saya kritik juga Direksi BUMN, terutama Direktur SDM (Sumber Daya Manusia) bahwa cara kita rekrut pun sangat normatif dalam arti sudah lah (standarnya lulusan) S1 atau S2, umur 25 tahun. Lewat dari itu, enggak bisa ikut,” kata Rini dalam peluncuran Program Magang Bersertifikat di Plaza Mandiri, Jakarta, Minggu (20/5).
Menurut Rini, penjaringan karyawan baru BUMN kurang memberikan kesempatan yang sama bagi lulusan Vokasi atau D3. Padahal, lulusan D3 dibekali oleh pengalaman bekerja seperti di dalam kurikulum pendidikan mereka.
“Padahal seperti dikatakan tadi (dalam talkshow) bahwa D3 yang sudah bisa magang dan kerja itu punya kesempatan tapi terus tidak dianggap,” lanjutnya.
Rini juga sempat menyentil tentang banyaknya lulusan perguruan tinggi yang bekerja tidak sesuai jurusan mereka saat kuliah. Salah satu yang disorotnya adalah lulusan Institut Pertanian Bogor (IPB) yang justru banyak bekerja di bank.
ADVERTISEMENT
“Saya menggoda banyak teman-teman Direktur BUMN yang masuknya IPB, akhirnya jadi direksi bank. Ini (alasan) kita belum swasembada pangan karena insinyur pangannya ke perbankan,” kata Rini yang kemudian disambut gelak tawa peserta yang hadir.
Karena itu, Rini berharap adanya Program Magang Bersertifikat bisa menjadi jalan untuk para mahasiswa mendapatkan pengalaman bekerja, terutama di BUMN. Selain itu, BUMN juga bisa sembari mencari bibit-bibit unggul untuk dipekerjakan di BUMN.
“Nah, inilah yang harus kita perbaiki. Langkah yang sangat mendukung. Kalau di diskusi tadi memang menujukan SDM kita belum ada yang siap pakai, semuanya butuh waktu. Saya juga katakan ke Pak Herdy (ketua Forum Human Capital Indonesia/FHCI yang menggagas Program Magang Bersertifikat) untuk kita tingkatkan hal itu. Kalau tahun ini kurang spesifik, tahun depan harus lebih spesifik,” ucapnya.
ADVERTISEMENT
Rini juga heran mengapa selama ini lulusan D3 kurang dapat bersaing dengan S1 dalam hal perekrutan karyawan. Menurutnya, salah satu kendalanya adalah lemahnya alat pendukung praktek kerja. Padahal, di D3 teorinya hanya 25%, sisanya praktek.
“Misalnya D3 di digital knowledge untuk itu, tapi kekurangan alat. Saya titip ke Direksi BUMN, kita sharing kalau ada peralatan. Contohnya industri perkapalan yang mana kita butuh banyak lulusan D3 untuk meningkatkan mengurus kapal. Jadi bila ada gap di pendidikan ini dalam menyerap tenaga kerja, semoga keberadaan BUMN di seluruh Indonesia bisa menjadi salah satu solusi,” ucapnya.
Saat ini, di 143 BUMN seluruh Indonesia, ada 900 ribu orang karyawan yang telah dipekerjakan.