Rini Resmikan 16 Proyek Strategis Rp 2,15 Triliun di Indonesia Timur

24 Agustus 2018 15:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pelabuhan Jayapura, Papua. (Foto: Angga Sukmawijaya/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pelabuhan Jayapura, Papua. (Foto: Angga Sukmawijaya/kumparan)
ADVERTISEMENT
Menteri BUMN Rini Soemarno hari ini meresmikan 16 proyek yang masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) di wilayah Timur Indonesia. Seluruh proyek tersebut bernilai investasi hingga Rp 2,15 triliun.
ADVERTISEMENT
Rini berharap pengoperasian 16 proyek yang dibangun PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) ini diharapkan bisa mempercepat konektivitas laut dan pertumbuhan ekonomi. 
“Ini pencapaian yang besar dalam kurun waktu kurang dari tiga tahun.Pembangunan pelabuhan-pelabuhan akan membantu masyarakat terutama mendorong konektivitas laut dan daya saing di wilayah Timur Indonesia," kata Rini di Pelabuhan Jayapura, Papua, Jumat (24/8).
Adapun 16 proyek tersebut terdiri dari lima pelabuhan di Papua, lima pelabuhan di Pulau Sulawesi, empat pelabuhan di Pulau Kalimantan, dan dua pelabuhan di wilayah Ambon dan Ternate. Lima pelabuhan di Papua yaitu Pelabuhan Jayapura, Pelabuhan Biak, Pelabuhan Sorong dan Pelabuhan Manokwari.
Kemudian lima pelabuhan di Pulau Sulawesi adalah Pelabuhan Kendari, Pelabuhan Bitung, Pelabuhan Makassar, Pelabuhan Pare-pare dan Pelabuhan Gorontalo. Dua pelabuhan di wilayah Maluku dan Ternate adalah Pelabuhan Ambon dan Pelabuhan Ternate.
ADVERTISEMENT
Sementara empat pelabuhan di Pulau Kalimantan adalah Pelabuhan Balikapapan, Pelabuhan Tarakan, Pelabuhan Nunukan dan Pelabuhan Sangatta.
Pelabuhan Jayapura, Papua. (Foto: Angga Sukmawijaya/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pelabuhan Jayapura, Papua. (Foto: Angga Sukmawijaya/kumparan)
Direktur Utama PT Pelindo IV, Doso Agung, mengatakan seluruh proyek tersebut dibangun dengan menggunakan anggaran Penyertaan Modal Negara (PMN) dan internal perusahaan.
"Di antaranya delapan PSN yang menggunakan anggaran PMN sebesar Rp 1,3 triliun dan sisanya menggunakan internal perusahaan,” ujarnya.
Menurut dia, dengan investasi yang dilakukan Pelindo IV, kapasitas 16 pelabuhan yang masuk dalam PSN yang diresmikan tersebut akan meningkat sekitar 50 persen hingga 500 persen atau 5 kali lipat.
“Setiap tahun aktivitas di Pelabuhan Jayapura mengalami peningkatan sebesar 14 persen sehingga dibutuhkan infrastruktur yang memadai untuk mendukung peningkatan tersebut, utamanya untuk mendukung kebutuhan aktivitas petikemas di pelabuhan paling timur di Indonesia ini,” katanya.
ADVERTISEMENT
Doso mengklaim investasi tersebut juga bisa menurunkan Berth Occupancy Ratio (BOR) atau rasio penggunaan dermaga terhadap kunjungan kapal dimana semakin tinggi BOR, semakin padat dermaga dan waktu tunggu kapal juga semakin lama. 
Khusus untuk wilayah Papua, di Pelabuhan Jayapura, pihaknya membangun dermaga penumpang 100 meter dan replacement dermaga 150 meter dengan kapasitas 200.000 TEUs per tahun, dari sebelumnya hanya 90.000 TEUs per tahun dengan penyerapan anggaran sebesar Rp 165 miliar. Selain itu, investasi 2 unit RTG dari 15 box per jam menjadi 25 box per jam, dengan penyerapan anggaran senilai Rp 34 miliar. Serta investasi 2 unit container crane senilai Rp 100 miliar.
Di Pelabuhan Merauke, Pelindo IV membenamkan investasi sebesar Rp 76 miliar untuk pembangunan dermaga petikemas 75 meter dan pondasi fixed crane dengan kapasitas 100.000 TEUs per tahun, dari sebelumnya hanya 30.000 TEUs per tahun. Juga investasi alat, yaitu 2 unit fixed crane senilai Rp 25 miliar dengan kapasitas 18 box per jam, dari sebelumnya hanya 5 box per jam.
ADVERTISEMENT
Di Pelabuhan Biak, Pelindo IV juga menanam investasi sebesar Rp 87 miliar untuk membangun dermaga penumpang 142 meter. Dengan investasi ini, kapal yang sandar dulunya hanya bisa ukuran 3.000 GT, sekarang bisa dengan ukuran 14.000 GT.
Selanjutnya di Pelabuhan Sorong, Pelindo IV membangun kantor cabang dengan investasi sebesar Rp 23 miliar. Melalui investasi ini, kantor cabang yang sebelumnya hanya mampu menampung sebanyak 50 orang, kini bisa didiami sebanyak 150 orang. Juga ada pembangunan dermaga petikemas segmen B 143 meter, yang menyerap anggaran sebesar Rp 192 miliar dengan kapasitas kini menjadi 300.000 TEUs per tahun, dari sebelumnya hanya 50.000 TEUs per tahun.
Di Pelabuhan Manokwari, investasi yang dilakukan adalah pembangunan dermaga petikemas 75 meter senilai Rp 46,2 miliar dengan kapasitas yang meningkat jadi 100.000 TEUs per tahun dari sebelumnya hanya 30.000 TEUs per tahun. Juga investasi 2 unit fixed crane senilai Rp 40 miliar berkapasitas 18 box per jam dari sebelumnya hanya 5 box per jam.
ADVERTISEMENT
Secara keseluruhan, setelah proses pembangunan selesai, total kapasitas peti kemas di Kawasan Timur Indonesia naik 188 persen dari 700 ribu TEUs per tahun menjadi 2 juta TEUs per tahun.