Rini Soal Rekaman Percakapan dengan Bos PLN: Nama Saya Dicemarkan

3 Mei 2018 14:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Rini tinjau pengerjaan proyek kereta cepat (Foto: Ela Nurlaela/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Rini tinjau pengerjaan proyek kereta cepat (Foto: Ela Nurlaela/kumparan)
ADVERTISEMENT
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno menegaskan bahwa rekaman percakapannya dengan Direktur Utama PT PLN (Persero) Sofyan Basir yang viral bukan membahas bagi-bagi fee seperti yang diisukan. Rini pun merasa nama baiknya sudah dicemarkan oleh penyadap dan penyebar rekaman hal tersebut.
ADVERTISEMENT
"Saya sudah berikan kuasa hukum dan memberikan ke pengacara, dan pengacara sudah melaporkan ke polisi hari Senin dan tanyakan ke mereka. Saya dirugikan, nama saya dicemarkan karena yang beredar itu dipotong-potong," ujar Rini di Gedung BI Thamrin, Jakarta, Kamis (3/5).
Dia menjelaskan, dalam percakapan dirinya dengan Sofyan Basir, memang ada pembicaraan BUMN harus mendapat saham. Hanya saja hal itu terkait kepentingan BUMN, Rini ingin PLN turut memiliki saham agar tak hanya jadi pembeli gas.
"Kami harus ikut punya saham untuk menjaga kalkulasi, produk dijual ini penjualan pricing-nya kami ikut," katanya.
Namun rekaman yang diedarkan tersebut menurut Rini tidak utuh dan dianggap merugikan dirinya.
"Itu sudah dipotong-potong dengan tujuan tertentu dan mencemarkan nama baik saya selama tiga tahun terakhir saya memperjuangkan BUMN," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya diberitakan, Sofyan basir menjelaskan bahwa dirinya dan Rini berdiskusi soal porsi saham PT PLN (Persero) dalam proyek Land Based LNG Receiving and Regasification Terminal yang berkapasitas 500 MMscfd (kurang lebih 4 juta ton) di Bojonegara, Banten.
Ari Soemarno memiliki saham dalam proyek yang digagas oleh Kalla Group tersebut. Dalam percakapan tersebut, PLN tak mau hanya jadi pembeli gas saja, tapi juga ikut memiliki saham sebesar 15%. Saham tersebut diusulkan diambil dari milik Ari Soemarno.
PLN ingin memiliki saham 15% agar dapat mengontrol biaya penyimpanan dan regasifikasi LNG. Dengan begitu, harga gas untuk pembangkit listrik bisa lebih efisien.