Rini Ungkap Alasan Pertamina Batal Terbitkan Global Bond

31 Oktober 2018 19:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Rini Soemarno saat Konferensi IFF 2018 di Hotel Conrad, Bali. (Foto: Dok. Kementerian BUMN)
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Rini Soemarno saat Konferensi IFF 2018 di Hotel Conrad, Bali. (Foto: Dok. Kementerian BUMN)
ADVERTISEMENT
PT Pertamina (Persero) menunda penerbitan Global Bond. Hal ini diungkapkan Menteri BUMN Rini Soemarno. Menurut dia, bunga yang ditawarkan di pasar modal terlalu tinggi untuk kondisi saat ini.
ADVERTISEMENT
“Pasarnya itu drop total. Seluruh dunia drop, keadaannya sangat jelek. Waktu itu Ibu Nicke (Dirut Pertamina) telepon, bilang ke saya ini bunganya akan jauh lebih tinggi daripada (Global Bond) PLN. Persoalannya karena bunganya terlalu tinggi,“ kata Rini saat ditemui di Gedung Ditjen Pajak, Kementerian Keuangan, Jakarta, Rabu (31/10).
Karena itu, kata Rini, dia langsung meminta Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menunda pencarian dana lewat Global Bond. Bunga yang dipatok dalam Global Bond itu lebih tinggi dari yang dikeluarkan PLN.
Rini membantah jika penundaan Global Bond Pertamina karena tidak laku di pasar. Dia juga menegaskan rencana penerbitan ini dilakukan usai PLN menerbitkan Global Bond beberapa minggu lalu.
“Jadi bukan karena tidak laku tapi karena bungannya terlalu tinggi jadi saya mengatakan enggak. Saya bilang kamu (Nicke) kan enggak butuh duitnya sekarang, (Nicke menjawab) 'enggak sih bu'. Ya sudah kamu mundur saja dari pasar,” lanjutnya.
Nicke Widyawati (Foto: Twitter @plntv)
zoom-in-whitePerbesar
Nicke Widyawati (Foto: Twitter @plntv)
Rencana penerbitan global bond Pertamina ini pertama kali diungkap oleh Rini pada 12 September 2018 lalu. Rini menuturkan, Pertamina mencari pendanaan melalui surat utang untuk membayar bonus tanda tangan (signature bonus) ke pemerintah usai mendapatkan Blok Rokan.
ADVERTISEMENT
Usai mendapatkan blok minyak terbesar di Indonesia itu, Pertamina diwajibkan menyetor uang ke pemerintah dalam jumlah besar. Untuk bonus tanda tangan saja, perusahaan harus menggelontorkan uang sebesar USD 784 juta.