Riset BCA: Milenial Anggap Traveling Kebutuhan, Bukan Lagi Gaya Hidup

22 Februari 2019 17:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi traveling ke negara impian Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi traveling ke negara impian Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Sektor pariwisata Indonesia menunjukkan perkembangan menggembirakan. Makin tingginya intensitas penggunaan media sosial juga dianggap menjadi salah satu pemicu perkembangan positif sektor pariwisata. Interaksi publik melalui media sosial telah berkembang menjadi salah satu sarana promosi objek-objek wisata.
ADVERTISEMENT
Fenomena tersebut tidak lepas dari gaya hidup kaum milenial saat ini. Senior Vice President Transaction Banking Business Development BCA I Ketut Alam Wangsawijaya mengatakan saat ini milenial telah menganggap traveling sebagai kebutuhan dasar.
“Sekarang masyarakat lebih kritis. Bagaimana dia apresiasi hidupnya dengan hal-hal yang lebih membangkitkan produktivitas. Alasan orang traveling kan cari inspriasi, cari hal baru. Ini orang lebih ngerti. Traveling bukan gaya hidup tapi kebutuhan,” ungkap Ketut di JCC Senayan, Jakarta, Jumat (22/2).
Menurut Ketut, milenial sekarang tidak lagi memprioritaskan menabung untuk membeli sandang, papan atau kendaraan. Banyak milenial yang lebih memilih menyewa hunian dan berpergian dengan transportasi online.
com-Traveling Foto: Shutterstock
Adanya perubahan pola gaya hidup itu menurut Ketut, juga mengubah pola konsumsi generasi milenial. Salah satunya, milenial lebih banyak mengalokasikan uangnya untuk ekonomi leisure alias ekonomi jalan-jalan.
ADVERTISEMENT
“Dari segmen menengah sampai atas sekitar 17-20 persen porsi dari income larinya leisure. Apapun bentuknya, ya. Opsinya larinya ke sana. Itu meningkat terus,” ujar Ketut.
Kondisi ini pun menurut Ketut harus disambut baik oleh semua stakeholder. Termasuk dari sisi bisnis travel agent hingga perbankan. Untuk itu menurutnya sebagai salah satu institusi perbankan, Ketut juga mengimbau pada masyarakat agar pengelolaan untuk ekonomi leisure bisa direncanakan dengan baik. Misalnya dengan memanfaatkan adanya kartu kredit.
“Misalnya, ada kartu kredit pilihan jadi fleksibel. Kekhawatiran adanya cashflow bisa teratasi karena adanya cicilan. Apalagi kalau udah berkeluarga kadang perencanaan keuangan harus sangat well plan. Bisa memanfaatkan cicilan 0 persen,” tandasnya.