Rizal Ramli Ramal Pertumbuhan Ekonomi RI Cuma 4,5 Persen di 2019

12 Agustus 2019 15:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman sekaligus ekonom senior Rizal Ramli. Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman sekaligus ekonom senior Rizal Ramli. Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
ADVERTISEMENT
Ekonom senior, Rizal Ramli memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya mencapai 4,5 persen sepanjang 2019. Angka itu di bawah proyeksi pemerintah, yaitu tumbuh 5,2 persen.
ADVERTISEMENT
"Pemerintah awal tahun mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia bakal 5,2 persen tapi data terakhir 5,0 persen. Dugaan kami, anjlok terus jadi 4,5 persen,” ujar Mantan Menko Maritim itu di kawasan Tebet Barat Dalam, Jakarta, Senin (12/8).
Rizal Ramli beralasan, melorotnya laju pertumbuhan ekonomi RI itu bisa dilihat dari laporan Bank Indonesia (BI) yang melaporkan angka defisit transaksi berjalan (CAD), yaitu sebesar USD 8,4 miliar atau 3,04 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) di kuartal II tahun 2019.
"Grafik transaksi berjalan makin lama makin merosot, terakhir USD 8 miliar lebih, negatif, dari PDB meningkat. Ini sangat membahayakan. Kenapa? Karena semua analis negara lain melihat dari ini,” terang dia.
Peti kemas di pelabuhan Tanjung Priok. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Di tengah kondisi defisitnya neraca perdagangan, Rizal Ramli juga menyentil langkah pemerintah yang lebih sering menyalahkan dampak perang dagang antara China dan Amerika Serikat (AS). Di saat bersamaan, Indonesia tak optimal memanfaatkan peluang yang ada.
ADVERTISEMENT
“Memang bisa disalahkan dengan faktor eksternal seperti trade war. Lah wong negara lain ngambil manfaat lain dari trade war. Vietnam, Thailand,” sebutnya.
Terkait itu, Rizal mengingatkan agar pemerintah bisa bertindak antisipatif dan solutif dalam menangani segala persoalan yang menghambat pertumbuhan ekonomi ke depannya.
“Kita karena enggak biasa, jadi kagetan mulu. Padahal ini bisa diperkirakan 1-2 tahun sebelumnya. Jangan kagetan,” pungkasnya.