RRC Tertarik Bangun Pabrik Baja di Indonesia karena Impor Masih Tinggi

27 Juli 2018 11:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Duta Besar Indonesia untuk China, Djauhari Oratmangun memberikan sambutan pada acara MOU Hebei Bishi Industry Group dengan PT Kawasan Industri Seafer. (Foto: Dok. KBRI Beijing)
zoom-in-whitePerbesar
Duta Besar Indonesia untuk China, Djauhari Oratmangun memberikan sambutan pada acara MOU Hebei Bishi Industry Group dengan PT Kawasan Industri Seafer. (Foto: Dok. KBRI Beijing)
ADVERTISEMENT
China akan membangun pabrik baja di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, di antaranya untuk memenuhi kebutuhan Indonesia yang masih banyak diimpor. Pabrik baja tersebut akan dibangun BUMN China, Hebei Bishi Industry Group (HBIS) yang bekerja sama dengan PT Seafer Kawasan Industri.
ADVERTISEMENT
Dengan investasi 2,54 miliar dolar AS yang setara Rp 36 triliun (Kurs Rp 14.500) tersebut, pabrik yang akan dibangun diklaim yang terbesar di Asia. Duta Besar Indonesia untuk China, Djauhari Oratmangun menilai, rencana investasi HBIS untuk membangun pabrik baja itu, sejalan dengan visi pemimpin kedua negara.
“Presiden Joko Widodo dan pemimpin China ingin kerja sama ekonomi kedua negara makin erat untuk maju bersama-sama,” katanya saat menyampaikan sambutan di acara penandatanganan kerja sama tersebut di Beidahe, Provinsi Hebei, Senin (23/7) lalu.
Saat ini China merupakan salah satu produsen baja terbesar di dunia yang menguasai 49,2 persen produksi baja global. Produksi baja China pada 2017 lalu telah mencapai sekitar 831,7 juta ton per tahun. Angka itu 10 kali lipat dari produksi baja Amerika Serikat yang mencapai 81,6 juta ton. Sementara 28 negara Uni Eropa memproduksi 168,7 juta ton baja.
Industri Baja (Foto: Reuters/Steven Shi)
zoom-in-whitePerbesar
Industri Baja (Foto: Reuters/Steven Shi)
Sedangkan data 2016 menunjukkan, produksi baja Indonesia baru mencapai 6 juta ton per tahun dengan kebutuhan 12,6 juta. Sisa kebutuhan baja tentunya akan diimpor dari luar negeri. Diperkirakan kebutuhan baja di Indonesia hingga 2025 akan meningkat 5,3 persen per tahun, dengan adanya prioritas pemerintah untuk percepatan pembangunan infrastruktur.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, konsumsi baja di Indonesia diperkirakan akan mencapai 21,4 juta ton pada tahun 2025.
Baja merupakan salah satu bahan penting dalam industri bagi pembangunan manufaktur, konstruksi infrastruktur, pesawat terbang, kapal laut, senjata, berbagai jenis kendaraan, konstruksi perumahan, hingga peralatan rumah tangga. Oleh karena itu, beberapa ahli berpendapat bahwa baja merupakan asset penting bagi kekuatan negara dan merupakan tulang punggung industrialisasi.