Rupiah Melemah, Industri Elektronik Lokal Terpaksa Naikkan Harga Jual

5 Juni 2018 7:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi mata uang Dolar. (Foto: AFP/Bay Ismoyo)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mata uang Dolar. (Foto: AFP/Bay Ismoyo)
ADVERTISEMENT
Pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) akhir-akhir membuat banyak industri di dalam negeri terpukul, termasuk industri elektronik. Penyebabnya, industri elektronik lokal masih bergantung pada bahan baku impor.
ADVERTISEMENT
Direktur Research and Development (R&D) PT Hartono Istana Teknologi, Adi Susanto, mengatakan kenaikan dolar AS berdampak pada ongkos produksi. Anjloknya rupiah memaksa produsen elektronik menaikkan harga jual.
“Pasti ada dampaknya. Tapi kita lihat mesti siapa kompetitornya (ketika menaikkan harga). Ada yang sudah naik, ada yang belum. Tidak semuanya (dinaikkan),” katanya kepada kumparan saat ditemui di pabrik Polytron, Kudus, Jawa Tengah, Senin (4/6) sore.
Salah satu produk Polytron yang sudah mengalami kenaikan harrga akibat meningkatnya biaya bahan baku adalah Air Conditioner (AC).
Adi mengungkapkan, salah satu bahan material impor yang mahal adalah open glass untuk bahan baku pembuatan LED TV. Menurutnya, biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan baku open glass merupakan 60% dari total biaya bahan baku televisi.
ADVERTISEMENT
“(Bahan) LED TV itu tinggi, 60% dari nilai total pembelian bahan baku yang lainnya. Untuk TV memang persentase bahan bakunya besar dan mahal. LED TV kita impor dari Korea dan Taiwan,” ucapnya ucapnya.
Selain open glass, bahan baku lainnya yang juga belum ada di Indonesia adalah lempengan besi. Menurutnya, lembengan besi yang diproduksi Krakatau Steel di dalam negeri belum memadai sebagai bahan baku elektronik kebutuhan rumah tangga.
Kendati demikian, anak usaha Djarum Group ini juga menggunakan bahan baku lokal seperti komponen kayu pada pembuatan speaker.
“Bahan baku lokal sendiri misalnya kayu untuk speaker. Tapi kita juga butuh partikel penunjang, misalnya lem masih impor, ya enggak bisa enggak naikkan harga. Cuma naiknya sedikit,” ucapnya.
ADVERTISEMENT