Rupiah Melemah, Produsen Keramik Naikkan Harga

31 Oktober 2018 13:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
PT Cahayaputra Asa Keramik Tbk resmikan IPO di Bursa Efek Indonesia, Rabu (31/10/2018). (Foto: Abdul Latif/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
PT Cahayaputra Asa Keramik Tbk resmikan IPO di Bursa Efek Indonesia, Rabu (31/10/2018). (Foto: Abdul Latif/kumparan)
ADVERTISEMENT
PT Cahayaputra Asa Kramik Tbk (CAKK) atau produsen keramik menyatakan pelemahan rupiah turut berdampak pada biaya produksi keramik. Perseroan menyatakan bahan baku pembuatan keramik sebagian menggunakan bahan baku impor seperti bahan kimia dan gas
ADVERTISEMENT
"Tentunya (berdampak), ketika dolar AS Rp 13.200 - Rp 15.200 kan itu naik Rp 2 ribu-an otomatis kita punya Harga Pokok Penjualan (HPP) mengalami kenaikan kisaran 4-5 persen dari total karena energi cost (naik)," ucap Direktur Utama CAKK Johan Silitonga saat ditemui di Gedung Bursa Efek Indonesia, Selasa (31/10)
Sayangnya perseroan enggan merinci lebih banyak terkait berapa besar persetase kenaikan HPP keramik. Sebanyak 30 persen bahan baku pembuatan keramik merupakan gas.
Toko keramik Centro Keramik Batu Alam di Jalan Percetakan Negara, Jakarta Pusat (9/9). (Foto: Ema Fitriyani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Toko keramik Centro Keramik Batu Alam di Jalan Percetakan Negara, Jakarta Pusat (9/9). (Foto: Ema Fitriyani/kumparan)
"Harga stabil dan cukup tinggi USD 9 dolar lebih per juta MMBTU biasanya USD 8 dolar per MMBTU," imbuhnya.
Sebagai gambaran, saat ini perseroan memiliki 1 unit pabrik yang terletak di Karawang Timur, Jawa Barat dengan luas lahan 20 hektare (ha). Adapun kapasitas produksi pabrik mencapai 9 juta ton per tahun.
ADVERTISEMENT
"Kita ada rencana dalam 2 tahun ke depan akan meningkatkan (kapasitas produksi) sekitar 20-30 persen," katanya.
Sejauh ini, perseroan telah mendistribusikan keramik dengan merek dagang Kaisar ke lebih dari 140 agen di berbagai pulau besar di Indonesia, seperti Papua, Jawa, Sulawesi, dan Sumatera.