Rupiah Menguat, Dana Asing Masuk RI Hingga Rp 20,17 Triliun

8 November 2018 9:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Uang dolar dan rupiah di salah satu tempat penukaran mata uang asing/money changer. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Uang dolar dan rupiah di salah satu tempat penukaran mata uang asing/money changer. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia (BI) melaporkan modal asing yang masuk ke Indonesia terus meningkat seiring dengan penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data Reuters pagi ini, kurs rupiah mencapai Rp 14.604 per dolar AS, menguat dibandingkan pembukaan kemarin yang sebesar Rp 14.790 per dolar AS.
Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI Nanang Hendarsah mengatakan, sejak 29 Oktober hingga 7 November 2018, tercatat modal asing yang masuk ke Surat Berharga Negara (SBN) mencapai Rp 18,1 triliun. Sementara sejak 29 Oktober hingga 5 November 2018, modal asing yang masuk ke saham mencapai Rp 2,07 triliun. Sehingga jumlahnya mencapai Rp 20,17 triliun.
"Sejak 29 Oktober sampai 7 November 2018 arus modal asing ke SBN mencapai Rp 18,1 triliun. Dan pada 29 Oktober sampai 5 November 2018 arus masuk modal asing ke saham Rp 2,07 triliun," ujar Nanang kepada kumparan, Kamis (8/11).
ADVERTISEMENT
Nanang sebelumnya juga menuturkan, penguatan rupiah karena melemahnya dolar AS akibat ekspektasi kemenangan Partai Demokrat untuk menguasai Kongres dalam Pemilu paruh waktu AS.
"Penguatan confidence tersebut tercermin dari pelepasan dolar AS oleh investor asing dan bank, menyebabkan rupiah menguat sangat cepat di tengah kondisi pasar valas yang sangat likuid," katanya.
Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI), Nanang Hendarsah, Kamis (27/9/2018). (Foto: Nicha Muslimawati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI), Nanang Hendarsah, Kamis (27/9/2018). (Foto: Nicha Muslimawati/kumparan)
Selain faktor global dan masuknya dana investor asing, faktor domestik seperti rilis pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mencapai 5,17 persen di kuartal III 2018 juga memberikan angin segar bagi rupiah.
"Rupiah perlu diberikan ruang untuk menguat, karena selama tahun 2018 telah melemah terlalu tajam," tambahnya.