Rupiah Tertekan, Pembayaran Bunga Utang Bengkak Jadi Rp 275 T di 2019

18 Oktober 2018 19:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Uang dolar dan rupiah di salah satu tempat penukaran mata uang asing/money changer. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Uang dolar dan rupiah di salah satu tempat penukaran mata uang asing/money changer. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
ADVERTISEMENT
Pembayaran bunga utang selama tahun depan dianggarkan sebesar Rp 275,9 triliun dalam RAPBN 2019. Angka ini meningkat jika dibandingkan dengan tahun ini yang sebesar Rp 238,6 triliun.
ADVERTISEMENT
Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Askolani mengatakan, pembayaran bunga utang tersebut berdasarkan asumsi makro dalam RAPBN 2019 sebesar Rp 15.000 per dolar AS. Adapun postur pembayaran bunga utang tersebut mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan postur dalam Nota Keuangan sebesar Rp 275,4 triliun.
"Di RAPBN 2019 pelunasan bunga utang pada 2019 sebesar Rp 275,4 dan diproyeksi mengalami perubahan jadi Rp 275,9 triliun karena dolar AS Rp 15.000. Ini sudah sesuai dengan pokok kebijakan utang," ujar Askolani di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (18/10).
Suasana rapat Banggar DPR RI dengan Pemerintah. (Foto: Nicha Muslimawati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana rapat Banggar DPR RI dengan Pemerintah. (Foto: Nicha Muslimawati/kumparan)
Dalam asumsi makro RAPBN 2019, pemerintah dan Badan Anggaran DPR RI menyepakati nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sebesar Rp 15.000.
Adapun hingga September 2018, pemerintah telah membayarkan bunga utang sebesar Rp 197,8 triliun atau 82,9 persen dari anggaran tahun ini. Angka tersebut meningkat jika dibandingkan pembayaran bunga utang pada periode yang sama tahun 2017 mencapai Rp 172,8 triliun atau 78,8 persen dari pagu sebesar Rp 219,2 triliun.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, total utang pemerintah sampai September 2018 berjumlah Rp 4.416,37 triliun atau naik sebesar Rp 549,92 triliun dari Rp 3.866,45 triliun di September 2017. Dari total utang tersebut, terdiri dari pinjaman sebesar Rp 823,11 triliun dan Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp 3.593,26 triliun
Secara rinci, pinjaman luar negeri sebesar Rp 816,73 triliun dan pinjaman dalam negeri sebesar Rp 6,38 triliun. Sedangkan SBN terdiri dari denominasi rupiah sebesar Rp 2.537,16 triliun dan denominasi valas sebesar Rp 1.056,10 triliun.