Rupiah Terus Anjlok, Pemerintah Tahan Penerbitan Surat Utang Valas

8 Mei 2018 13:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi umpukan uang Rupiah. (Foto: AFP/Bay Ismoyo)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi umpukan uang Rupiah. (Foto: AFP/Bay Ismoyo)
ADVERTISEMENT
Pemerintah terus menyiapkan berbagai strategi untuk mengatasi pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Salah satu yang akan dilakukan adalah menahan penerbitan Surat Utang Negara (SUN) berdenominasi valuta asing atau valas dalam waktu dekat.
ADVERTISEMENT
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Suahasil Nazara mengatakan, penerbitan obligasi valas tersebut harus menunggu waktu yang tepat dan saat kondisi pasar stabil.
"Penerbitan obligasi valas itu harus mencari waktu dimana pasar itu stabil. Pastinya kami akan menghindari mengeluarkan bond. Kayaknya enggak ada yang dalam jangka waktu dekat," ujar Suahasil di Gedung Kemenko bidang Perekonomian, Jakarta, Selasa (8/5).
Menurut dia, pemerintah harus menghindari penerbitan obligasi saat volatilitas kurs sedang tinggi. Sebab, investor akan menahan atau wait and see untuk membeli obligasi yang diterbitkan pemerintah.
"Karena biasanya investor lebih wait and see kalau volatilitas tinggi. Kalau dia wait and see biasanya dia lebih cautious (waspada), kalau dia cautious biasanya impact-nya nanti ke harga. Jadi kami memang berusaha menghindari itu," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Pemerintah telah menerbitkan SUN dalam dua valuta asing (dual-currency) yakni dolar AS dan Euro pada 24 April 2014. SUN berdenominasi dolar AS terserap USD 1 miliar dengan tenor 10 tahun dan tingkat kupon 4,1%. Sedangkan denominasi Euro sebesar 1 miliar Euro dengan tenor 7 tahun dan tingkat kupon 1,75%.