news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Rupiah Terus Melemah, Pengusaha Makanan dan Minuman Akan Naikkan Harga

27 Mei 2018 14:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pria Korsel membuat minimarket untuk istrinya (Foto:  Dok. Lee Yoo Jung)
zoom-in-whitePerbesar
Pria Korsel membuat minimarket untuk istrinya (Foto: Dok. Lee Yoo Jung)
ADVERTISEMENT
Nilai tukar rupiah masih terus melemah terhadap dolar AS, melewati level Rp 14.000 per dolar. Kondisi tersebut membuat para pengusaha bersiap melakukan penyesuaian dengan menaikkan harga produknya.
ADVERTISEMENT
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI), Adhi S Lukman, mengatakan pihaknya saat ini masih terus melakukan evaluasi untuk menaikkan harga jual produk makanan dan minuman. Hal ini dilakukan jika pelemahan rupiah masih terus berlanjut.
"Jadi kenaikan itu untuk mamin yang bahan bakunya impor seperti tepung terigu, gula, garam, perasa buah-buahan semua impor. Jadi kalau sudah di atas Rp 14.000 buat kami udah sulit," ujarnya.
Menurut Adhi, pihaknya mempertimbangkan untuk menaikan harga jual sebesar 3-7%. Adapun kenaikan harga jual terpaksa dilakukan lantaran dalam proses pembuatan mamin didominasi oleh bahan baku impor.
Seperti diketahui, Berdasarkan kurs tengah BI pada Jumat (25/5) nilai tukar rupiah diperdagangkan sebesar Rp 14.166 per dolar AS. Nilai tukar rupiah sebelumnya bahkan sudah menyentuh Rp 14.200 per dolar AS.
ADVERTISEMENT
Kendati demikian, Adhi mengatakan untuk tetap menjaga daya beli masyarakat selama Ramadhan dan Lebaran tahun ini, pihaknya belum akan menaikan harga jual untuk produk mamin.
"Sampai lebaran kami tidak ada kenaikan harga. Ini situasinya kan masih sulit ya untuk naik harga. Jadi kami belum naik harga sampai lebaran nanti," ujarnya.