Saat Harga Minyak Sawit Naik, Ekspor Malah Menurun

2 April 2019 9:56 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aktivitas Petani Plasma Kelapa Sawit Asian Agri di Provinsi Riau, Jumat (22/3). Foto: Abdul Latif/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Aktivitas Petani Plasma Kelapa Sawit Asian Agri di Provinsi Riau, Jumat (22/3). Foto: Abdul Latif/kumparan
ADVERTISEMENT
Harga minyak sawit di pasar dunia terkerek naik dipicu penurunan stok yang dimiliki Indonesia dan Malaysia. Tapi di tengah kenaikan harga itu, volume ekspor justru menurun lebih dari 11 persen.
ADVERTISEMENT
Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Mukti Sardjono, menjelaskan penurunan volume ekspor ini disebabkan antara lain, karena bulan Februari yang lebih pendek daripada bulan Januari.
Dia menambahkan, harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) global bergeliat positif dan menunjukkan kenaikan harga rata-rata bulanan sebesar 5 persen. Yakni dari USD 530,70 per metrik ton di Januari meningkat menjadi USD 556,50 per metrik ton pada Februari.
“Sepanjang Februari harga CPO global bergerak di kisaran USD 542,50 – USD 572,50 per metrik ton. Naiknya harga CPO global ini didorong oleh berkurangnya stok minyak sawit di Indonesia dan Malaysia dan juga minyak nabati lain di beberapa negara produsen,” kata Mukti melalui pernyataan tertulis, Selasa (2/4).
ADVERTISEMENT
Pada akhir Februari 2019, stok minyak sawit Indonesia tercatat sebesar di 2,50 juta ton atau turun 17 persen dibandingkan Januari lalu sebesar 3,02 juta ton. Kenaikan harga minyak sawit, menurut Mukti, juga dipicu oleh penurunan stok minyak nabati jenis lain, yang dimiliki beberapa negara produsen.
Dia menambahkan, kinerja ekspor CPO dan produk turunannya (Biodiesel dan Oleochemical) di Februari 2019, tercatat mengalami penurunan lebih dari 11 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Yakni dari 3,25 juta ton di Januari, tergerus menjadi 2,88 juta ton di Februari.
Pekerja membongkar buah kelapa sawit di unit pemrosesan minyak kelapa sawit milik negara. Foto: REUTERS / Tarmizy Harva
Sementara itu, khusus untuk volume ekspor CPO, PKO dan turunannya saja (tidak termasuk oleochemical dan biodiesel), juga menurun hampir 11 persen. Yakni dari 3,1 juta ton di Januari, melorot menjadi 2,77 juta ton di Februari.
ADVERTISEMENT
Dari total ekspor Februari, terdiri dari CPO 852,30 ribu ton dan sisanya adalah produk turunannya.
Negara-negara tujuan utama ekspor minyak sawit Indonesia khususnya CPO dan produk turunannya yang mencatatkan penurunan signifikan dibandingkan dengan bulan sebelumnya adalah Amerika Serikat 48 persen, Pakistan 41 persen, China 22 persen, Afrika 16 persen dan India 14,5 persen.
Sebaliknya negara tujuan lain ekspor minyak sawit Indonesia khususnya CPO dan produk turunannya justru mencatatkan kenaikan permintaan dibandingkan bulan sebelumnya adalah Uni Eropa 27 persen dan Bangladesh 8 persen.