Saat Jerman Siap Negosiasi, Prancis Galang UE Lawan Perang Dagang AS

9 Juli 2018 11:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bendera Uni Eropa (Foto: REUTERS/Yves Herman)
zoom-in-whitePerbesar
Bendera Uni Eropa (Foto: REUTERS/Yves Herman)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Uni Eropa terbelah dalam menyikapi perang dagang yang dikobarkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Jerman yang industri otomotifnya terancam tarif impor tinggi oleh AS, menyatakan siap bernegosiasi dengan negara Paman Sam itu.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Reuters, Kanselir Angela Merkel mengatakan akan mendukung penurunan pungutan Uni Eropa atas impor mobil dari AS.
Berbeda dengan Jerman, Prancis justru menggalang dukungan dari negara-negara Uni Eropa (UE) lainnya, untuk tindakan balasan atas pengenaan tarif impor tinggi oleh AS untuk produk-produk dari UE.
"Jika besok AS memberlakukan kenaikan tarif, seperti di industri mobil, reaksi kami harus bersatu dan kuat untuk menunjukkan bahwa Eropa adalah kekuatan yang bersatu dan berdaulat," kata Menteri Keuangan Prancis Bruno Le Maire.
Emmanuel Macron dan Trump. (Foto: AFP/Ludovic mARIN)
zoom-in-whitePerbesar
Emmanuel Macron dan Trump. (Foto: AFP/Ludovic mARIN)
Le Maire menambahkan, pertanyaan soal apakah perang dagang benar-benar akan terjadi, sudah tidak relevan lagi. “Perang dagang sudah dimulai," tandasnya saat berbicara pada konferensi ekonomi di Aix-en-Provence, Prancis Selatan.
Presiden AS Donald Trump, pada Juni lalu menolak mengecualikan Uni Eropa, Kanada, dan Mexico, dari pemberlakuan tarif impor 25% untuk produk baja dan 10% untuk produk aluminium. Bahkan Trump menambahkan daftar produk yang akan dinaikkan tarif impornya, yakni otomotif yang merupakan salah satu andalan ekspor Jerman.
ADVERTISEMENT
"Biarlah diketahui bahwa jika kita diserang kita akan bereaksi secara kolektif dan kita akan bereaksi dengan tegas," kata Le Maire.
Amerika Serikat saat ini mengenakan tarif 2,5% untuk mobil penumpang yang diimpor dari Uni Eropa dan tarif 25% untuk mobil niaga. Sebaliknya, Uni Eropa memberlakukan tarif 10% untuk mobil AS yang diimpor.
Menkeu Prancis, Bruno Le Maire (Foto: REUTERS/Regis Duvignau)
zoom-in-whitePerbesar
Menkeu Prancis, Bruno Le Maire (Foto: REUTERS/Regis Duvignau)
Sementara itu keinginan Jerman untuk menurunkan tarif impor produk otomotif asal AS, terganjal oleh aturan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Atas prinsip kesetaraan, suatu negara tak dapat hanya menurunkan tarif impor bagi negara tertentu saja.
AS banyak mengimpor baja, aluminium, dan otomotif dari UE. Sementara Uni Eropa banyak mengimpor barang konsumsi dari AS, seperti celana jeans, aneka sari buah, selai kacang, serta mesin dan sepeda motor.
ADVERTISEMENT